Mengenal “Sahabat” Rasulullah yang Diyakini Masih Hidup, Pohon Sahabi Tempat Nabi Berteduh
FAJAR.CO.ID Di negara Yordania, sebuah pohon tumbuh rimbun, kokoh, dan berdiri sendiri. Pohon
itu diyakini sebagai Pohon Sahabi yang juga dijuluki sebagai sahabat Rasulullah yang masih hidup.
Pangeran Yordania yang bernama Gazi bin Muhammad yang menemukan pohon itu pertama kali. Dia meyakini temuannya itu sebagai Pohon Sahabi, tempat Nabi Muhammad berteduh saat dalam perjalanan dagang bersama pamannya, Abu Thalib, ketika masih berusia sekitar 9 tahun.
Keyakinan pada pohon tersebut sebagai Pohon Sahabi atau pohon sahabat Rasulullah berdasarkan ciri dalam arsip dan sejumlah literatur di Perpustakaan Royal Archives.
Tidak ada penjelasan detail atau informasi ilmiah dalam penelitian Pangeran Ghazi bin Muhammad terkait usia pohon sahabi yang ditemukannya. Jika benar pohon itu sudah ada di masa Rasulullah masih kecil, diperkirakan usia pohon tersebut sudah mencapai lebih dari 1.400 tahun.
Pohon sahabi atau juga dikenal di kalangan orang Arab dengan nama Al Buqayawiyya yang berarti pohon yang diberkahi.
Pohon sahabi yang ditemukan pangeran Yordania itu berjarak 150 km dari Ibu Kota Amman. Lokasinya di Gurun Utara Yordania, merupakan wilayah Safawi Provinsi Zarqa.
Daerah ini juga dikenal sebagai jalur perdagangan lama antara Makkah dan Damaskus. Dahulu, kafilah dagang biasa bepergian melalui rute ini.
Disebutkan dalam sebuah kisah, Nabi Muhammad pernah singgah di tempat ini dan berteduh di bawah Pohon Sahabi. Saat itu, Rasulullah dalam perjalanan dagang bersama sang paman, Abu Thalib, ke Syam dan bertemu seorang pendeta Nasrani bernama Bahira.
Lantas, seperti apa jenis pohon sahabi itu? Spesies pohon ini dikenal dengan nama umum bahasa Inggris sebagai Mt. Atlas mastic tree, Atlas pistachio, Atlantic pistacio, Atlantic terebinth, Cyprus terpentine tree, dan Persian terpentine tree.
Pohon sahabi merupakan jenis Pistachio Atlantik, bernama ilmiah Pistacia atlantica. Biasanya, tanaman Pistacia atlantica ditanam sebagai pohon lanskap yang tahan naungan dan memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap kekeringan dan bisa ditanam di kebun atau taman.
Melansir agrozine.id pohon jenis ini berasal dari bagian Eurasia, Afrika Utara ke Dataran Tinggi Iran. Dahulu, pohon Pistacia atlantica ini umum ditemui, sedangkan pohon lainnya terbilang langka.
Karena jumlahnya cukup banyak, sehingga menjadi satu-satunya sumber kayu yang digunakan secara berlebihan. Kondisi ini membuat populasinya menurun dan mengurangi distribusinya saat ini.
Pistacia atlantica dapat tumbuh setinggi 7 m dengan cabang-cabang yang menyebar dan tumbuh tegak membentuk tajuk yang lebat. Batangnya kokoh dan ditutupi kulit kayu yang pecah-pecah. Pohon tua boleh jadi memiliki batang berdiameter 2 m. Butuh waktu 200 tahun untuk pohon ini mencapai diameter batang 1 m.
Buahnya lonjong, berdaging, dan berminyak yang dihasilkan oleh pohon betina. Panjangnya 6 hingga 8 mm dan berwarna merah muda, saat matang menjadi biru.
Tumbuh lambat dan bisa mencapai usia 1.000 tahun lebih. Kulit kayunya berwarna abu-abu pucat yang membuat pohon itu tampak beruban. Daunnya lonjong dan berwarna hijau tua, dengan 7 hingga 9 helai daun, menyatu dengan tangkai daun, bunga jantan dan betina di pohon yang berbeda.
Bunganya berkelamin tunggal, kecil, berwarna hijau, setebal buah kacang polong, kemudian berubah menjadi biru kemerahan.
Di daerah yang lebih dingin, daun di bulan Mei berguguran dan gugur di bulan November. Buah matang dari Juli hingga Oktober, mulai berbuah pada usia delapan hingga 10 tahun, berbuah melimpah setelah dua hingga tiga tahun.
Kegunaan pohon sahabi cukup banyak. Orang-orang kadang mengambil getah atau resin dan minyak buah untuk tujuan pengobatan.
Pemanfaatan resin untuk memproduksi alkohol dan pernis. Minyak atsirinya digunakan dalam industri parfum. Getahnya dikeringkan dan digunakan sebagai dupa.
Asapnya mengeluarkan bau yang menyenangkan ke lingkungan setempat untuk perayaan dan upacara keagamaan.
Bentuk pohonnya yang kokoh dengan tajuk yang lebar serta akar yang kuat, sehingga pohon sahabi ini kerap digunakan sebagai penahan erosi.
Pohon ini memperkuat tanah sehingga digunakan untuk reboisasi lereng gersang dan curam serta melawan tanah longsor.
Buah pohon sahabi bisa menjadi sumber makanan di sekitarnya. Bijinya, seperti pistachio, adalah biji minyak yang dapat dimakan, seperti kacang, dan mengandung hingga 60 persen lemak.
Buah dari pohon Pistachia atlantica juga dapat dibuat permen yang juga dikenal dalam bahasa Turki dengan nama tsukpi pistachio. Buah yang belum matang juga kadang sudah dipanen lalu dimakan dengan susu asam.
Tumbuhan ini mengandung resin, digunakan sebagai permen karet di Kevan, Turki, yang disebut pohon karet kevove.
Damar pohon ini disebut terpentin Siprus atau balsam Siprus dan digunakan untuk membuat permen karet di Siprus. Damarnya memiliki aktivitas antimikroba dan antijamur yang signifikan.
Pohon sahabi kini masih tumbuh kokoh di tengah gurun pasir Yordania. Uniknya, di sekitar Pohon Sahabi tidak terdapat pohon lain yang tumbuh sehingga membuat orang menyebut pohon ini sebagai pohon yang kesepian.
Pohon Sahabi saat ini berada di bawah pengawasan dan perawatan pemerintah Yordania. Pohon tersebut dilindungi pagar, tetapi terbuka untuk umum.
Wisatawan dari seluruh dunia bisa berkunjung ke tempat tersebut dan berteduh di bawah rimbunnya pohon.
Pohon ini diberi gelar The Only Living Sahabi. Julukan ini memiliki makna jika pohon ini adalah satu-satunya sahabat Nabi Muhammad SAW yang masih hidup hingga saat ini.
Julukan lain pohon sahabi ini adalah The Blessed Tree oleh para ulama Islam. Julukan itu mengacu pada pohon yang tumbuh lebat hingga masa kini meski berada di tempat tandus dikarenakan keberkahan dari Rasulullah SAW.
Apakah pohon sahabi yang kini dijaga oleh Pemerintah Yordania dan diyakini sebagai sahabat Rasulullah itu masih hidup? wallahu alam bishawab.










