Babi asal Batam Positif Terkena ASF

Babi asal Batam Positif Terkena ASF

Nasional | BuddyKu | Sabtu, 6 Mei 2023 - 17:10
share

JAKARTA- Biasa diekspor ke Singapura hewan ternak babi asal Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau telah dinyatakan positif African Swine Fever (ASF) atau flu babi Afrika, pada hari ini Sabtu (6/5/2023).

Dikutip Dialog Indonesia dari Antara, Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Badan Karantina Pertanian (Barantan) Wisnu Wasisa Putra, menyatakan, langsung ASF atau Flu Babi yang menyerang babi di Batam ini secara langsung di Jakarta.

Hasil pengujian lanjutan, baik oleh Laboratorium BBUSKP dan BVet Bukittinggi adalah positif ASF dan negatif Classical Swine Fever (CSF)," kata Wisnu.

Sehingga, imbuhnya, perlu dilakukan sequencing untuk mengetahui genom virus terkait kemiripan asal virus.

Wisnu menuturkan, Barantan dan Direktorat Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan telah secara aktif berkoordinasi dengan pihak Singapura yakni Singapore Food Agency and NS Park.

Hasil investigasi bersama antara Indonesia dan Singapura tersebut menyimpulkan terjadi kematian babi yang cukup besar di Pulau Bulan, namun dengan gejala klinis mengarah ke Classical Swine Fever (CSF)/Hog Cholera.

Selanjutnya, pihak Karantina Pertanian Tanjung Pinang melakukan langkah-langkah antisipatif berupa pengujian ASF terhadap ternak babi yang akan dilalulintaskan dan melakukan pengetatan tindakan karantina hewan.

Selain itu, pemantauan terhadap importasi pakan dan bahan pakan yang masuk ke Pulau Bulan sebagai langkah kewaspadaan kemungkinan masuknya ASF di pulau ini, ujar Wisnu.

Sebagai upaya membuka kembali ekspor ternak babi ke Singapura, Kementerian Pertanian telah mengusulkan sistem sub-kompartemen bebas ASF di Pulau Bulan dan telah disetujui oleh pihak Singapura. Sehingga ke depan Indonesia dapat kembali mengekspor ternak babi ke Singapura.

Kepala Barantan, Bambang menyebut, upaya tersebut menjadi langkah yang strategis, mengingat Pulau Bulan merupakan peternakan babi terbesar di Indonesia dan tercatat menyumbangkan 15 persen dari total keseluruhan kebutuhan impor babi di Singapura.

Kementan akan evaluasi dan investigasi seluruh aspek manajemen risikonya. Bersama Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan kami bersama bergerak cepat menurunkan tim, ujar Bambang.***

Topik Menarik