Mengenal Abul Aswad Ad-Duali, Sang Bapak Ilmu Nahwu

Mengenal Abul Aswad Ad-Duali, Sang Bapak Ilmu Nahwu

Nasional | BuddyKu | Minggu, 30 April 2023 - 17:15
share

AKURAT.CO Nama Abul Aswad ad-Duali sudah tidak asing di kalangan pelajar muslim khususnya di lingkungan pesantren. Statusnya sebagai pelopor ilmu nahwu sering disinggung dalam beberapa kesempatan belajar dan mengajar.

Nahwu adalah disiplin ilmu gramatika bahasa Arab yang mengkaji tentang bunyi harakat akhir suatu kalimat; dhammah, fathah, kasrah, atau sukun. Secara periodik, Abul Aswad ad-Duali merupakan seorang tabiin, yaitu generasi setelah sahabat Nabi.

Ia terkenal sebagai orang yang menguasai ilmu agama sangat mendalam, ahli syair, dan ahli bahasa Arab. Ia juga terkenal sebagai orang yang memiliki visi dan pemikiran cemerlang. Menurut pendapat yang paling masyhur, dialah orang yang memberi titik pada huruf-huruf hijaiyah pada mushaf Al-Quran.

Terkait sebab Abul Aswad mendapat predikat bapak ilmu nahwu, ada beberapa versi riwayat, di antaranya adalah kisah berikut.

Sekali waktu Abul Aswad menemui Abdullah bin Abbas, lalu ia berkata, Aku melihat tutur kata orang Arab sudah rusak gramatikanya. Aku ingin merumuskan sesuatu untuk mereka. Sesuatu yang meluruskan kembali tutur bahasa mereka.

Ibnu Abbas menanggapi, Mungkin yang kau maksud adalah nahwu. Ya, itu benar. Buatlah rumusan dengan merujuk ke Surat Yusuf. Sejak saat itu mulai dikenal disiplin ilmu nahwu.

Dalam riwayat lain dikisahkan, sekali waktu Abul Aswad mengajak putrinya menikmati suasana malam dengan memandangi indahnya langit dan bintang-bintang. Sang putri berkata,

!

Kata dengan harakat terakhirnya dhammah, sementara kata harakat terakhirnya kasrah. Anak tersebut ingin mengatakan Hai ayah, alangkah indahnya langit! Tapi karena bunyi harakat akhirnya salah, maka artinya Apakah yang paling indah di langit?. Sehingga Abul Aswad menjawabnya,

Bintangnya, nak.

Anaknya berkata, Yang kumaksud (bukan bertanya) sesuatu yang paling indah. Tapi aku sedang kagum dengan betapa indahnya langit.

Abul Aswad berkata, Kalau begitu, katakan (Alangkah indahnya langit!)

Sejak kesalahan putrinya dalam berbahasa Arab tersebut, Abul Aswad mulai menaruh perhatian pada ilmu nahwu.

Abul Aswad ad-Duali wafat di Bashrah pada tahun 69 H/ 688 M karena terserang wabah taun. Saat itu usianya 80 tahun. Ada juga yang mengatakan bahwa ia wafat di masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz.[]

Topik Menarik