Ini Adab Berpuasa yang Harus Diketahui Umat Islam

Ini Adab Berpuasa yang Harus Diketahui Umat Islam

Nasional | BuddyKu | Senin, 27 Maret 2023 - 14:11
share

AKURAT.CO Puasa merupakan ibadah yang dilakukan dengan menahan diri dari hawa nafsu, baik nafsu perut maupun nafsu kemalauan dan nafsu-nafsu lainnya. Puasa merupakan ibadah yang menjadi kewajiban bagi setiap orang Islam yang memenuhi syarat untuk menjalankannya.

Ibadah puasa Ramadan ini termasuk ke dalam salah satu rukun Islam, yaitu rukun Islam keempat. Kewajiban puasa Ramadan banyak termaktub di dalam Al-Quran dan hadis, salah satunya:

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS Al-Baqarah 2: 183)

Sebagai salah satu ibadah wajib, tentu saja ketika menjalankan ibadah puasa harus dengan adab atau etika yang perlu dijaga orang-orang yang berpuasa. Adab-adab tersebut banyak dijelaskan oleh para ulama di dalam berbagai macam kitab-kitab kuning yang membahas mengenai Ramadan. Dengan adanya adab-adab ini bertujuan agar puasa menjadi lebih sempurna.

Adab-adab Orang Yang Berpuasa

Dilansir dari laman resmi NU Online , Senin (27/03/23) adab puasa Ramadan yang akan dibahas bersumber dari kitab Maqshid Al-Shaum karya Imam Izzuddin bin Abdissalam al-Sulami. Adab puasa yang terdapat dalam kitab tersebut digolongkan dalam enam bagian. Berikut ini adab puasa yang terdapat dalam kitab Maqshid Al-Shaum :

1. Hifdh al-Lisn wa al-Jawrih an al-Mukhlafah (Menjaga Lisan dan Seluruh Tubuh dari Ketidaktaatan)

Puasa merupakan ibadah yang dilakukan tidak hanya dengan menahan makan dan minum ataupun sah dan tidak sah. Lebih dari itu puasa yang dilakukan juga harus mengedepankan pentingnya segala adab dalam pelaksanaanya. Salah satunya adalah menjaga lisan dan seluruh anggota badan dari perbuatan yang tidak baik menurut agama, seperti dusta. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam salah satu hadis Nabi:

Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak membutuhkannya dalam meninggalkan makan dan minum (puasa). (HR. Imam Bukhari)

2. Mengatakan Saya Berpuasa ketika Diundang atau Ditawari Makan

Tak jarang ketika sedang puasa, kerap kali ada orang yang mengundang atau menawir makanan. Ketika hal tersebut terjadi kita dianjarkan untuk mengatakan saya berpuasa. Menurut Imam Izzuddin ucapan tersebut memiliki makna permohonan maaf dengan menyampaikan alasan. Hal ini bertujuan untuk menjaga perasaan orang yang mengundang, karena jika diundang orang kita diam saja dan tidak hadir dalam undanganny ataupun langsung menolaknya tanpa alasan, ditakutkan akan melukai perasaan orang yang mengundang. Dari perkataan tersebut secara tidak langsung Rasulullah sedangf mengajarkan hambanya untuk tidak menyakiti orang lain karena ibadah yang dilakukan. Anjuran tersebut tertuang dalam salah satu hadis Nabi:

Jika salah satu dari kalian diundang makan padahal tengah berpuasa, hendaklah katakan saya berpuasa" (HR. Imam Muslim)

3. Berdoa Ketika Berbuka

Dengan berdoa mengingatkan kita sebagai mahkluk tidak memiliki kemampuan apa-apa. Berdoa sendiri merupakan bukti kemakhlukkan kita. Sebagai makhluk yang tidak berdaya, doa merupakan ikrar ketidakberdayaan kepada Tuhan. Selain itu, dengan doa ketika berbuka bertujuan untuk memastikan pahal puasa kita, sebab sebagai mahkluk tentu saja selama berpuasa pasti melakukan banyak kesalahan. Imam Izzuddin dalam kitabnya memberikan tiga pilihan doa yang bisa diamalkan:

Telah hilang dahaga, basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan jika Allah menghendaki. (HR. Imam Abu Dawud dan Imam al-Nasai)

Untukmulah aku berpuasa, dan atas rizkimu aku berbuka. (HR. Imam Abdullah bin Mubarak, Imam Ibnu Abi Syaibah, Imam Abu Dawud dan Imam al-Baihaqi)

Segala puji milik Allah yang menolongku maka aku dapat berpuasa dan memberiku rizki maka aku bisa berbuka. (HR. Imam Sunni dan Imam al-Baihaqi)

4. Mengawali Buka dengan Makanan Tertentu

Ketika berbuka puasa memiliki beberapa urutan makanan atau minuman yang dianjurkan untuk dikonsumsi terlebih dahulu. Imam Izzuddin dalam kitabnya membuat daftar urutan makanan buka puasa yang baik. Dalam kitabnya tersebut disebutkan untuk berbuka dengan mengonsumsi kurma matang basah (ruthab) atau dengan kurma matang kering (tamr). Jika kedua hal tersebut tidak ada, maka awali buka puasa dengan menggunakan air. Hal ini imam Izzuddin ambil dari kebiasaan Nabi yang disebutkan dalam hadis:

Nabi SAW berbuka dengan berberapa butir kurma basah sebelum shalat, jika tidak ada maka berbuka dengan kurma kering, dan jika tidak ada maka berbuka dengan beberapa teguk air. (HR. Imam Ahmad, Imam Abu Dawud dan Imam Tirmidzi)

Berdasarkan hadis di atas, karena kurma merupakan tanaman yang tidak dapat tumbuh disegala tempat dan ada beberapa faktor juga yang mengalangi untuk berbuka dengan kurma. Rasulullah memberikan solusi kepada umatnya dengan mengganti kurma menggunakan air putih untuk berbuka puasa. Karena, air merupakan sesuatu yang mudah ditemuka di segala tempat dan biaya untuk memperolehnya lebih terjangkau. Selain itu, menurut Rasulullah air merupakan hal yang mensucikan. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis Nabi lainnya:

Jika salah satu dari kalian berpuasa, berbukalah dengan kurma kering, jika tidak menemukannya, berbukalah dengan air, sesungguhnya air itu mensucikan. (HR. Imam Abu Dawud, Imam al-Nasai, dan Imam Ibnu Majah)

5. Tajl al-Fithr (Menyegerakan Berbuka)

Menyegerakan berbuka puasa merupakan perkara yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad. Karena, setelah seharian manusia fokus untuk memberikan makanan spiritual kepada tubuh dengan berpuasa. Dengan menyegerakan berbuka berarti kita telah memberikan hak jasmani kepada tubuh kita, hal ini juga bernilai ibadah. Jika dengan sengaja tidak menyegerakan berbuka, maka dapat dikatakan bahwa telah berbuat aniaya terhadap diri sendiri. Imam Izzuddin memasukan hal ini ke dalam adab berpuasa, berpedoman pada salah satu hadis qudsi:

Hambaku yang paling kucintai adalah yang paling menyegerakan berbuka. (HR. Imam Ahmad dan Imam Tirmidzi)

6. Takhir al-Sahur (Mengakhirkan Sahur)

Mengakhirkan sahur merupakan bentuk ikhtiar yang dapat memperkuat ibadah puasa dan waktu sebelum sahur dapat digunakan untuk memperbanyak ibada. Selain untuk memperkuat puasa, dengan mengakhirkan sahur dapat membantu manusia untuk melaksanakan kewajiban salat Shubuh. karena, tak jarang orang yang sahur di awal akan memilih tidur kembali selepas sahur, hal ini besar kemungkinan dapat terlewatkan waktu salat Shubuh. sebagaimana yang disebutkan dalam salah satu riwayat dari Amr bin Maimun:

Para sahabat Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling menyegerakan buka puasa dan yang paling mengakhirkan sahur. (HR. Imam Baihaqi dan Imam al-Thabrani)

Wallahu Alam . []

Topik Menarik