Sejarah dan Tujuan Dibuatnya Patung Pancoran, Peninggalan Terakhir Bung Karno

Sejarah dan Tujuan Dibuatnya Patung Pancoran, Peninggalan Terakhir Bung Karno

Nasional | BuddyKu | Jum'at, 17 Maret 2023 - 21:16
share

MENGUPAS sejarah dan tujuan dibuatnya Patung Pancoran atau Patung Dirgantara . Patung manusia angkasa yang berdiri megah di Jalan Gatot Subroto ini menjadi salah satu patung ikonik di Jakarta.

Ihwal Patung Dirgantara disebut Patung Pancoran karena letaknya berada di perempatan Pancoran yang membatasi daerah Perdatam dengan Tebet, Kota Jakarta Selatan atau depan kompleks Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya Markas Besar TNI Angkatan Udara.

Mengutip dari Sindonews , perihal dinamakan Patung Dirgantara berawal dari ambisi Presiden Soekarno yang ingin menghadirkan citra dunia penerbangan Indonesia atau dirgantara yang perkasa di mata dunia.

10 Patung Ikonik dan Bersejarah di Jakarta, Berikut Lokasinya

Sejarah dan Tujuan Dibuatnya Patung Pancoran

Patung Dirgantara dibuat atas perintah Presiden Soekarno untuk menghormati pahlawan penerbang Indonesia sekaligus menghadirkan citra penerbangan yang perkasa di mata dunia sesuai visi Sang Proklamator.

Ilustrasi

Patung Pancoran atau Patung Dirgantara. (Okezone.com/Arif)

Soekarno bahkan turut membiayainya dengan uang pribadi. Tapi sayangnya, Bung Karno tidak sempat melihat warisan terakhirnya itu selesai karena lebih dulu wafat sebelum pembangunan patungnya tuntas.

Patung Dirgantara adalah hasil karya Edhi Sunarso, maestro patung Indonesia kepercayaan Soekarno. Dia membangun patung ini mulai 1964 hingga 1966.

Baginya, patung ini dibangun dengan tujuan sebagai gambaran untuk memimpin penerbangan Indonesia agar lebih maju.

Ini tampak dari arah patung yang rupanya menunjuk ke arah utara, tepatnya ke Bandar Udara Internasional Kemayoran.

Kala itu, Bandara Kemayoran menjadi pintu gerbang Indonesia yang melayani seluruh rute penerbangan domestik dan internasional.

Dalam pengerjaannya, patung Pancoran dipahat oleh keluarga Arca Yogyakarta PN Hutama Karya dan Ir Sutami sebagai arsitek pelaksana. Saat prosesnya, Bapak Proklamator itu bahkan mengawasi secara langsung.

Dalam tahap pengecoran dilakukan oleh I Gardono. Sejatinya, pengerjaan patung ini telah rampung di tahun 1964 di Yogyakarta, hanya saja terhambat lantaran peristiwa G30S PKI di tahun 1965. Sehingga baru dapat diselesaikan pada akhir tahun 1966.

Berat keseluruhan dari patung ini mencapai 11 ton yang terbuat dari bahan perunggu dengan tinggi 11 meter. Sementara untuk tinggi voetstuk (kaki patung) 27 meter.

Dibalik proses pembangunannya, Edhi diketahui sempat kehabisan dana. Kala itu, juga bertepatan dengan Soekarno yang tengah sakit alhasil biaya kekurangannya ditanggung oleh Edhi.

Ilustrasi

Dalam pendanaan patung ini sendiri, Soekarno sempat menjual mobilnya senilai Rp1 juta. Hingga kini biaya pemasangan patung pun tidak pernah dilunasi oleh pemerintah.

Dalam pemasangan patung yang dilakukan dengan derek manual alias tarikan tangan, memakan biaya Rp12 juta. Hanya saja biaya pemasangan patung yang sudah dibayarkan sekitar Rp5 juta.

Itulah sejarah dan tujuan dibuatnya Patung Pancoran yang berdiri gagah sebagai ikon Jakarta.

Topik Menarik