Hukum Bacaan Mad Iwad Dalam Tajwid

Hukum Bacaan Mad Iwad Dalam Tajwid

Nasional | BuddyKu | Jum'at, 10 Maret 2023 - 18:38
share

AKURAT.CO Seringkali kita mendengar bacaan murrotal Al-Quran yang begitu indah dan mengesankan hati serta pendengaran. Keindahan tersebut salah satunya muncul karena ilmu tajwid yang dipraktekkan dalam membaca Al-Quran. Tajwid merupakan ilmu yang mengajarkan untuk bagaimana cara membaca Al-Quran yang baik dan benar. Secara bahasa tajwid berarti mengindahkan, memperindah, dan secara istilah tajwid berarti mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberi pada mustahaknya.

Dalam ilmu tajwid terdapat banyak hukum yang diajarkan dalam membaca tiap huruf pada ayat Al-Quran. Salah satunya ialah hukum bacaan mad. Mad sendiri adalah panjang atau pendeknya bacaan huruf. Secara bahasa mad berasal dari bahasa Arab al-mad yang berarti memanjangkan suara dengan suatu huruf di antara huruf-huruf mad atau lain (layyin) ketika bertemu dengan hamzah atau sukun.

Pada umumnya mad itu terbagi menjadi dua yakni mad thabii (mad asli) dan mad fari (mad cabangnya) seperti mad wajib muttashil, mad jaiz munfashil, mad badal, mad lin, mad shilah thawilah, mad aridh lissukun dan lainnya masih banyak lagi yang termasuk dalam mad fari. Namun dalam pembahasan kali ini, kita akan belajar bagaimana hukum bacaan dari mad iwad.

Hukum Bacaan Mad Iwad

Mad Iwad adalah hukum bacaan yang termasuk juga dalam salah satu bagian dari mad fari. Secara bahasa mad sendiri berarti panjang atau memanjangkan suatu bacaan. Suatu bacaan dikenakan hukum mad iwad bilamana dalam bacaan kita mewaqafkan pada huruf berharakat fathahtain, atau pada umumnya terdapat huruf yang berharakat fathahtain di akhir kalimat. Maka bacaan tersebut masuk dalam hukum mad iwad. Dan cara membacanya yaitu mengganti huruf berharakat fathahtain tersebut dengan harakat fathah. Panjang bacaannya sama seperti pada cara membaca mad thabiI yaitu dengan panjang dua harakat.

Berikut merupakan contoh bacaan mad iwad di dalam penggalan ayat Al-Quran:

Surat An-Nisaa ayat satu:

"Yaaa ayyuhan naasut taquu rabbakumul ladzii khalaqokum min nafsiw waahidatiw wa khalaqo minhaa zawjahaa wabassta minhumaa rijaalan katsiiraw wanisaaa a, wattaqullahal ladzii tasaaaluuna bihii wal arhaam, innallaha kaana alaikum raqiibaa."

Artinya: "Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu (Adam) dan Dia menciptakan darinya pasangannya (Hawa). Dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak 143) Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu." (QS. An-Nisaa; 1)

Dalam penggalan ayat di atas. Dapat diketahui terdapat hukum bacaan mad iwad pada kalimat , ini diketahui pada huruf ba\' yang berharokat fathahtain dan terletak pada akhir ayat atau kalimat. Dengan demikian cara baca pada huruf ba itu dibaca dengan harakat fathah, tidak lagi dengan fathahtain serta dibaca dengan Panjang dua harakat.

Surat Al-Baqarah ayat 25:

"Wabassyirilladziina aamanuu waamilusholihaati annalahum jannatin tajrii min tahtihal anhaar, kullamaa ruziquu minhaa min tamaraatir rizqaa, qaluu haadzalladzii ruziqna min qablu wa utuubihii mutasyabihaa, walahum fiihaa azwaajum muthahharatuw wahum fiihaa khaaliduunn."

Artinya: "Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Setiap kali diberi rezeki buah-buahan darinya, mereka berkata, Inilah rezeki yang diberikan kepada kami sebelumnya." Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang disucikan. Mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-Baqarah: 25)

Dalam penggalan ayat di atas. Dapat diketahui terdapat hukum bacaan mad iwad pada kalimat . Ini diketahui pada huruf ha\' yang berharokat fathahtain dan terletak pada akhir ayat atau kalimat. Dengan demikian cara baca pada huruf ha itu dibaca dengan harakat fathah, tidak lagi dengan fathahtain serta dibaca dengan panjang dua harakat.

Topik Menarik