Ular Ternyata Tidak Tuli, Mampu Tangkap Suara Teriakan Manusia
CANBERRA Mitos yang menyebutkan bahwa ular tuli alias tidak bisa mendengar, ternyata tidak benar. Sebaliknya, ular ternyata mampu mendengar suara dalam frekuensi rendah, termasuk suara manusia ketika berbicara atau berteriak.
Para ahli telah lama memahami bahwa ular dapat merasakan getaran suara melalui tanah yang disebut pengindraan taktil. Dalam sebuah makalah yang diterbitkan PLOS ONE, Februari 2023 disebutkan bahwa ular menggunakan pendengaran untuk membantu mengenali lingkungan sekitarnya.
Karena ular tidak memiliki telinga luar, orang biasanya mengira mereka tuli dan hanya bisa merasakan getaran melalui tanah dan ke dalam tubuh mereka. Tapi penelitian kami menemukan bahwa ular bereaksi terhadap gelombang suara yang bergerak melalui udara dan termasuk suara manusia, kata Dr Christina Zdenek dari University of Queensland dikutip dari laman 7news, Rabu (15/2/2023).
Seskab Teddy: 28 Helikopter Diterjunkan untuk Evakuasi dan Distribusi Bantuan Bencana Sumatera
Dikutip dari laman theconversation, dijelaskan bahwa para ilmuwan dari Queensland University of Technologys School of Creative Practice melakukan penelitian terhadap ular di ruang kedap suara. Kemudian para ilmuwan menggunakan tiga jenis suara masing-masing dalam rentang frekuensi 1150Hz, 150300Hz, dan 300450Hz.
Sebagai perbandingan, rentang suara manusia sekitar 100250Hz, dan burung berkicau sekitar 8.000Hz. Penelitian dilakukan terhadap 19 ular berbeda dari tujuh spesies, untuk mengetahui bagaimana pendengaran ular dan reaksinya terhadap suara yang didengar.
Para ilmuwan juga menggunakan akselerometer untuk mendeteksi apakah suara menghasilkan getaran tanah. Cara ini untuk memastikan bahwa ular memang merekam suara di udara, tidak hanya merasakan getaran tanah.
Ular dapat mendengar meskipun tidak sebaik manusia, karena hanya dapat menangkap frekuensi rendah, kira-kira di bawah 600Hz. Frekuensi suara manusia sekitar 100250Hz, tergantung jenis kelamin.
Dalam penelitian ini ular menanggapi suara ini, dan banyak yang secara signifikan menanggapinya. Jadi mungkin aman untuk mengatakan bahwa ular dapat mendengar orang berbicara dengan keras atau berteriak.
Secara umum, lebih baik jika seekor ular menyadari keberadaan Anda. Untuk membuat keberadaan Anda diketahui bisa dilakukan dengan langkah kaki yang keras melalui semak-semak. Berbicara juga bisa menjadi bagian dari repertoar untuk memberi tahu ular bahwa Anda sedang mendekat, kata Dr Christina Zdenek.
Sebagian besar ular menunjukkan jenis perilaku yang sangat berbeda dalam merespons suara yang didengar. Woma python (Aspidites ramsayi), ular tidak berbisa yang ditemukan di seluruh pedalaman gersang Australia, secara signifikan meningkatkan gerakan sebagai respons terhadap suara dan mendekatinya.
Mereka menunjukkan perilaku menarik yang disebut "periscoping". Ular ini mengangkat sepertiga bagian depan tubuhnya sebagai cara untuk menunjukkan keingintahuan.
Sebaliknya, tiga genera lainnya, Acanthophis (beludak Australia), Oxyuranus (taipan), dan Pseudonaja (ular coklat), lebih cenderung menjauh dari suara, Reaksi ini menandakan perilaku penghindaran sumber suara.
Bagi ular beludak Australia yang dikenal sebagai predator penyergap, reaksi ini cukup masuk akal. Mereka tidak dapat bergerak dengan cepat, jadi memilih menghindari suara untuk bertahan hidup dari risiko diinjak vertebrata besar.
Gempa Dangkal M4,3 Guncang Sarmi Papua
Ular sangat rentan, makhluk pemalu yang sering bersembunyi dan kita masih harus banyak belajar tentang mereka, tambah Dr Christina Zdenek.
(wib)










