4 Teori Masuknya Islam ke Indonesia Lengkap dengan Penjelasannya
JAKARTA, celebrities.id - Ada empat teori masuknya Islam ke Indonesia, yaitu teori India (Gujarat), teori Arab (Mekah), teori Persia (Iran) dan teori Cina.
Proses masuknya Islam ke Indonesia melalui perjalanan yang panjang. Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh orang-orang dari berbagai bangsa.
Mereka datang ke Indonesia untuk berdagang sambil berdakwah. Islam di Indonesia juga dibawa oleh ahli agama atau ulama yang memang bertujuan untuk menyebarkan agama Islam di Indonesia.
Para ahli sejarah memberikan empat teori yang dipercaya sebagai proses awal masuknya Islam ke Indonesia. Setiap teori memiliki rentan waktu yang berbeda-beda.
Dilansir dari berbagai sumber pada Selasa (27/12/2022), celebrities.id telah merangkum teori masuknya Islam ke Indonesia sebagai berikut.
Teori Masuknya Islam ke Indonesia
Ahli sejarah mengungkapkan teori masuknya Islam ada empat yaitu teori India (Gujarat), Teori Arab (Mekah), Teori Persia (Iran) dan Teori Cina. Berikut penjelasannya.
1. Teori India (Gujarat)
Teori Gujarat diciptakan oleh GWJ. Drewes lalu dikembangkan oleh Snouck Hurgronje bersama teman-temannya. Sejarawan Indonesia, yakni Sucipto Wirjosuprapto meyakini jika teori Gujarat merupakan sejarah awal bagaimana Islam masuk ke Indonesia.
Teori Gujarat mengatakan jika agama Islam dibawa oleh para pedagang dari India muslim (Gujarat) pada abad ke-13. Kedatangan India muslim pada saat itu hanya untuk berdagang saja. Kemudian datanglah saudagar Gujarat yang datang dari Malaka untuk menjalin kerjasama dengan wilayah barat Indonesia.
Dari kerja sama itulah kemudian terbentuk kerajaan Islam yang bernama Kerajaan Samudera Pasai. Hal tersebut dibuktikan dengan makam Sultan Malik As-Saleh yang merupakan pendiri Kerajaan Samudera Pasai. Pada makamnya terdapat nisan dengan yang mirip dengan batu nisan yang ada di Gujarat.
2. Teori Arab (Mekah)
Teori selanjutnya yang dipercaya sebagai teori masuknya Islam ke Indonesia yaitu teori Arab (Mekah). Teori ini didukung oleh J.C Van Leur dan Abdul Malik Karim Amrullah. Dalam teori ini mengatakan jika agama Islam dibawa oleh musafir Arab pada abad ke 7. Musafir tersebut bertujuan untuk menyebarluaskan agama Islam hingga ke seluruh dunia. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya perkampungan Arab di Barus, Sumatera Utara. Perkampungan tersebut terkenal dengan istilah Bandar Khalifah.
Pada masa kerajaan Samudera Pasai, mazhab yang terkenal yaitu mazhab Syafi\'i. Pada masa itu mazhab Syafi\'i juga terkenal di Arab dan Mesir. Kemudian gelar Al-Malik pada pemimpin Samudera Pasai, digunakan juga oleh budaya Islam di Mesir.
3. Teori Persia (Iran)
Teori Persia didukung oleh Husein Djajadiningrat dan Umar Amir Husen. Husein Djajadiningrat meyakini teori persia sebagai awal masuknya Islam ke Indonesia karena menurutnya kebudayaan Islam di Indonesia memiliki persamaan dengan budaya Islam di Persia.
Salah satu contoh bukti kebudayaan yang sama yaitu kaligrafi pada makam batu nisan di Indonesia. Selain itu, ritual keagamaan 10 Muharam yang ada di daerah Bengkulu dan Tabuik Sumatera Barat juga sama dengan ritual keagamaan di Persia.
4. Teori Cina
Dipulangkan dari Kamboja, Rizki Remaja Bandung Korban TPPO Tiba di Indonesia Akhir Pekan Ini
Teori Cina dipercaya oleh Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby sebagai awal masuknya Islam ke Indonesia. Agama Islam berkembang di Cina pada masa Dinasti Tang (618-905 Masehi). Agama Islam dibawa oleh panglima muslim pada masa khalifah Utsman bin Affan yaitu Saad bin Waqash yang berasal dari Madinah. Teori didukung dengan migrasi masyarakat muslim Cina dari Kanton ke Indonesia khususnya Palembang pada abad ke 9.
Kemudian teori ini dikuatkan dengan fakta bahwa Raden Patah (Raja Demak) merupakan keturunan Cina. Pada masa Kerajaan Demak, penulisan gelar untuk raja Demak menggunakan istilah Cina. Dalam sebuah catatan dituliskan jika Cina merupakan pedagang pertama yang menduduki pelabuhan.
Tidak sedikit yang meyakini jika Islam Indonesia dibawa masuk oleh Cina pada tahun 700 Masehi atau abad ke 7. Hal tersebut juga dikuatkan dengan adanya catatan Cina kuno yang menjelaskan pada masa itu di daerah pesisir barat Pulau Sumatera hingga ke selat Malaka terdapat perkampungan Arab.










