Menjadi Jenderal Nasution adalah Bentuk Perjuangan Pierre Tendean yang Tak Terlupa
Sosok pahlawan revolusi Pierre Tendean mungkin menjadi salah satu yang paling disorot selain Ahmad Yani, Pierre Tendean semasa muda menghabiskan waktunya di Semarang. Peristiwa G30S/PKI ini merengut 7 orang pahlawan, tepatnya 6 orang Jenderal dan satu Perwira. Sosok perwira tersebut tidak lain adalah Lettu Pierre Andreas Tendean yang merupakan perwira muda. Berikut adalah bentuk perjuangan Pierre Tendean pahlawan muda yang terpaksa menyerahkan nyawa kepada gerombolan PKI.
1. Pengganti Jenderal A.H Nasution
Pada malam penyerangan oleh pasukan Tjakrabirawa, Pierre Tendean berada di kediaman Jenderal Nasution. Perwira berusia 26 tahun itu sengaja menyerahkan diri dengan mengaku sebagai Jenderal Nasution agar sang Jenderal bisa selamat dari penggerebekan 30 September, ia kemudian ditangkap dan dibawa ke Lubang Buaya. Sebanyak 4 peluru mengiringi akhir perjalanan perwira muda ini, mayatnya kemudian di buang kedalam sumur tua.
2. Kecintaan Pada Indonesia
Pierre Tendean adalah anak berketurunan Belanda dan Prancis, perwira tampan ini merupakan anak kedua dari pasangan Aurelius Lammert Tendean dan Maria Elizabeth. Ayahnya yang seorang dokter memiliki keinginan anak-anaknya meneruskan jejak ayahnya namun Pierre memilih membangkang karena kecintaannya pada tanah air dan memutuskan untuk masuk kedalam militer guna membela tanah airnya.
3. Operasi Dwikora
Pierre Tendean yang saat itu sedang berdinas di Pusat Intelejen Angkatan Darat, mendapatkan panggilan tugas untuk menjadi mata-mata Malaysia ketika insiden dwikora. Pierre dan beberapa rekannya pergi dan menyusup ke Malaysia, karena prestasinya dia kemudian dipromosikan menjadi Letnan dan bertugas sebagai Ajudan Jenderal Nasution.
4. Pahlawan Revolusi
Sebuah penghargaan besar yang diberikan kepadanya sebagai bentuk perjuangan Pierre Tendean, dia bukanlah orang-orang yang memiliki kekuatan besar di kesatuan militer. Namun mayatnya ada bersama para Jenderal target pembunuhan dari pasukan Tjakrabirawa, Pahlawan muda ini harus menggantikan atasannya demi keselamatan A.H Nasution, kedekatan Pierre dengan keluarga Nasution membuatnya sudah seperti keluarga sendiri, bahkan dia juga sangat dekat dengan Ade Irma anak bungsu Jenderal Nasution yang juga menjadi korban pada malam mengerikan itu.
5. Kasih Rukmini Yang Tak Sampai
Jika mendengar nama Pierre Tendean, selain dia sangat berani menyerahkan diri demi keselamatan sang Jenderal A.H Nasution. Kisah cintanya dengan Rukmini juga menjadi sorotan banyak orang hingga sekarang. Meski bukan sebuah prestari militer, namun perjalanan cintanya merupakan bentuk perjuangan Pierre Tendean yang mungkin tidak akan pernah dilupakan banyak orang, termasuk Rukmini.
Sosok Pierre Tendean yang memiliki segala kesempurnaan sosok laki-laki ternyata memantapkan hati pada satu gadis cantik bernama Rukmini, putri sulung keluarga Chaimin yang bertempat tinggal di Medan. Hubungan jarak jauh mereka berdua terbilang sangat lancar dan berjalan dengan baik.
Dia melamar Rukmini pada tanggal 31 Juli 1965 saat mendampingi A.H Nasution yang sedang bertugas di Medan. Dia memantapkan hatinya bahkan sudah mendapat restu dari kedua orang tuanya dan juga calon mertuanya. Keduanya sepakat akan melangsungkan pernikahan di bulan November. Namun pernikahan tersebut tidak pernah terjadi, 31 Juli 1965 adalah hari terakhir Pierre dan Rukmini bertemu.










