Dipaksa Putin Ikut Wajib Militer, Warga Rusia Eksodus ke Perbatasan

Dipaksa Putin Ikut Wajib Militer, Warga Rusia Eksodus ke Perbatasan

Nasional | jawapos | Jum'at, 23 September 2022 - 09:24
share

JawaPos.com Antrean panjang warga Rusia terjadi di perbatasan. Mereka memilih kabur ke perbatasan karena dipaksa Presiden Vladimir Putin untuk ikut wajib militer dan dikirim ke Ukraina.

Sepanjang perbatasan Rusia dipenuhi orang-orang yang berusaha meninggalkan negara itu untuk menghindari panggilan militer untuk perang di Ukraina. Putin mengumumkan mobilisasi militer parsial pada Rabu (21/9), yang dapat membuat 300 ribu orang ikut untuk bertugas dalam perang.

Meski begitu, Kremlin membantah adanya eksodus warga. Kremlin mengatakan laporan melarikan diri sengaja dibesar-besarkan.

Akan tetapi, fakta di perbatasan dengan Georgia, antrean kendaraan sepanjang bermil-mil menunjukkan bahwa orang-orang mencoba melarikan diri dari perang. Seorang pria, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan kepada wartawan BBC bahwa dia telah membawa paspornya dan menuju ke perbatasan, tanpa mengemas apa pun, segera setelah pengumuman Putin soal wajib militer.

Beberapa saksi memperkirakan antrean mobil di pos pemeriksaan Lars Atas sekitar 5 km (3 mil), sementara kelompok lain mengatakan butuh 7 jam untuk menyeberangi perbatasan. Video dari tempat kejadian menunjukkan beberapa pengemudi meninggalkan mobil atau truk mereka untuk sementara di tengah kemacetan lalu lintas.

Georgia adalah salah satu dari sedikit negara tetangga yang dapat dimasuki Rusia tanpa perlu mengajukan visa. Finlandia, yang berbagi perbatasan 1.300 km (800 mil) dengan Rusia, memang memerlukan visa untuk perjalanan. Finlandia juga melaporkan peningkatan lalu lintas dalam semalam.

Destinasi lain yang dapat dicapai melalui udara, seperti Istanbul, Beograd, atau Dubai. Sayangnya, harga tiket pesawat ke negara itu meroket setelah panggilan militer diumumkan. Beberapa tujuan terjual habis. Media Turki telah melaporkan lonjakan besar dalam penjualan tiket sekali jalan.

Menteri Dalam Negeri Jerman memberi isyarat bahwa warga Rusia yang melarikan diri dari wajib militer akan diterima di negaranya. Nancy Faeser mengatakan pembelot yang terancam oleh penindasan berat akan menerima perlindungan berdasarkan kasus per kasus, setelah pemeriksaan keamanan.
Lithuania, Latvia, Estonia, dan Republik Ceko memiliki kebijakan yang berbeda. Mereka mengatakan tidak akan menawarkan perlindungan bagi orang-orang Rusia yang melarikan diri.

Topik Menarik