Shamima Begum: Kanada akan Mendukung Penyelidikan Perdagangan Manusia untuk ISIS

Shamima Begum: Kanada akan Mendukung Penyelidikan Perdagangan Manusia untuk ISIS

Nasional | beritabaru.co | Minggu, 4 September 2022 - 08:07
share

Berita Baru, Internasional Para pejabat intelijen senior Kanada akan mendukung penyelidikanterkait peranorganisasiyang diduga membantu melakukan penyelundupansiswi Inggris Shamima Begum ke Suriah.

Sumber mengatakan kepada Tasnime Akunjee, pengacara yang mewakili keluarga Begum,terkaitkekhawatiranadanyapenyelundup manusia yang bekerja untuk intelijen Kanadayangmembantu Begum dan dua temannya dari Bethnal Green, London timur, untuk bergabung dengan Negara Islam di Suriah(ISIS).

Hingga saat ini, sumber-sumber di dalam Badan Intelijen Keamanan Kanada (CSIS)masihbelum menanggapiskandal tersebut,sejak terungkapnya peranpolisi Metropolitan di Londonpekan laluyangdiduga mengetahuiadanya oknumpenyelundup manusia yang terkait dengan dinas keamanan barattelahmemperdagangkan gadis 15 tahun itu.

Akunjee mengatakan: Saya telah berbicara dengan individu-individu di dalam CSIS,yang sangat prihatin dan terkejut tentang perannya dalam perdagangan Shamima Begum dan akan sangat mendukung penyelidikan atas keterlibatannya. Dia juga menyarankan bahwa pada saat dugaan perdagangan Begum tahun 2015, pejabat intelijen Kanada tampaknya telah melanggar pedoman operasi layanan tersebut.

Perlu juga dicatat bahwa, pada saat perdagangannya ke Suriah, CSIS tidak memiliki wewenang hukum untuk merekrut dan menyediakan sumber daya kepada seseorang yang terlibat dalam mendukung terorisme, kata Akunjee.

Seperti dilansir dari The Guardian, dari dua teman Begum yang diselundupkan ke Suriah oleh Mohammed al-Rashed agen ganda yang bekerja untuk ISIS dan intelijen Kanada Kadiza Sultana, saat itu berusia 16 tahun, diyakini tewas dalam serangan udara,sementara Amira Abase,yangsaat itu berusia 15 tahun, hilang. Tekanan juga meningkat di Inggris untuk penyelidikan independen tentang tentangdugaan adanyajaringan perdagangan manusia yang membawa tiga siswi London ke Suriah.

Kanada secara pribadi mengakui keterlibatannya dan berhasil meminta Inggris untuk menutupi perannya, menurut sebuah buku baru, The Secret History of the Five Eyes oleh Richard Kerbaj. Five Eyes adalah jaringan yang berbagi intelijen antara Inggris, AS, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Dilaporkan bahwa dua pejabat dari CSIS bertemu dengan kepala kontra-terorisme saat itu, Richard Walton, pada Maret 2015, tak lama setelah hilangnya Begum.

Pengungkapan tersebut mendorong perdana menteri Kanada, Justin Trudeau, untukmembentukbadan intelijenyangfleksibel dan kreatif, tetapi, tambahnya, jugatetapmematuhi aturan yang ketat. Akunjee juga mengatakan bahwa pertanyaan perlu dijawab tentang perdagangan anak-anak ke dalam ISIS sebagai aset intelijen potensial.

Pengungkapan minggu lalu juga telah menyebabkan seruan baru bagi pemerintah Inggris untuk melihat berbagai kegagalan pengamanan dan keselamatan publik dalam kasus ini.

Begum, sekarang berusia 23 tahun, terjebak di sebuah kamp di Suriah dan mengklaim bahwa dia diperdagangkan ke ISIS. Dia mengajukan banding atas pencabutan kewarganegaraan Inggrisnya pada 2019.

Topik Menarik