Jika Prabowo Ngotot Nyapres, Peneliti BRIN: Dia Bisa Kalah Lagi

Jika Prabowo Ngotot Nyapres, Peneliti BRIN: Dia Bisa Kalah Lagi

Nasional | law-justice.co | Kamis, 9 Juni 2022 - 10:26
share

Kabar Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto akan maju lagi pada Pilpres 2024 mendatang langsung ditanggapi peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli. Dia mengapresiasi pernyataan Prabowo yang mengatakan bahwa calon presiden (capres) tak mesti dirinya. Karena jika kembali maju, maka Prabowo akan kembali kalah.

"Mengaca pada pilpres-pilpres sebelumnya, bisa jadi tidak bisa keluar sebagai pemenang dalam kompetisi pilpres nanti. Dia bisa kalah lagi," ujar Romli.

Prabowo, nilai Romli, memang memiliki modal popularitas dan elektabilitas yang tinggi. Namun, elektabilitasnya cenderung stagnan dan tak meningkat signifikan sejak Pilpres 2019 dibanding tokoh-tokoh potensial lain yang mulai merangsak naik.

"Lebih penting bagi saya, akan bijak bila Prabowo tidak maju lagi dan mengusung calon lain. Ini penting untuk Prabowo dan Gerindra dalam rangka sirkulasi dan/atau regenerasi pemimpin bangsa," ujar Romli.

Prabowo telah maju sebanyak tiga kali dalam pemilihan presiden (Pilpres). Pertama, saat menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri pada 2009, lalu sebagai calon presiden (capres) pada 2014 dan 2019.

Di samping itu, Partai Gerindra dinilai memiliki kader potensial lain yang dapat maju dalam Pilpres 2024. Prabowo dapat menjadi "king maker" dan menghadirkan efek ekor jas atau coattail effect bagi partainya dan koalisinya nanti.

"Dengan dia memberikan kesempatan kader atau calon lain, tentu ini akan memberikan citra yang baik bagi Prabowo dan partainya, Gerindra. Seperti diketahui ada banyak kandidat yang mumpuni untuk dipilih oleh Prabowo sebagai capres Gerindra," ujar Romli.

Sebelumnya, Prabowo buka-bukaan perihal kriteria sosok calon presiden yang akan bertarung dalam Pilpres 2024. Selain seorang warga negara Indonesia (WNI) yang sehat jasmani dan rohani, sosok tersebut haruslah yang komitmen dan setia kepada Indonesia.

"Sosok yang sungguh-sungguh komit dan setia kepada Pancasila, UUD 1945 seutuhnya, tidak sebagai mantra, tapi seutuhnya. Saya kira itu kriteria yang paling penting," ujar Prabowo di Kantor DPP Partai Nasdem.

Prabowo kemudian ditanya kembali soal peluangnya mencalonkan diri maju dalam Pilpres 2024. "Ya tidak harus Prabowo, siapa saja," ujarnya.

Topik Menarik