Heboh Foto RA Kartini Berhijab dan Berkaca Mata, Netizen: Ini Senjata untuk Hancurkan Bangsa

Heboh Foto RA Kartini Berhijab dan Berkaca Mata, Netizen: Ini Senjata untuk Hancurkan Bangsa

Nasional | radartegal | Jum'at, 25 Februari 2022 - 05:40
share

Media sosial kembali dihebohkan dengan beredarnya foto pahlawan nasional Raden Ajeng (RA) Kartini memakai hijab dan berkaca mata. Ternyata setelah ditelusuri, foto RA Kartini berhijab adalah hasil editan.

Selama ini, masyarakat hanya tahu foto RA Kartini selalu memakai kebaya dan konde khas Jawa. Foto RA Kartini hasil editan itu diposting oleh akun @arimbi98, Kamis (24/2).

"Posting wayang diblur, kadrun teriak blur sendiri krn benci Islam. Walaupun sy non muslim, byk berteman dg muslim. Tentunya muslim sejati, bkn kadrun. Mereka justru malu dg tingkah kadrun yg merusak kaidah Islam. Bagaimana dg ini, kadrun merusak sejarah, RA Kartini versi kadrun," cuit @arimbi98.

Di bagian bawah foto tersebut terdapat keterangan:

"Photo asli RA Kartini ketika menjadi santri Kyai Saleh Darat. Tidak memakai konde dan berkebaya. Foto RA Kartini yang berkonde dan berkebaya versi Belanda akan terus dikeluarkan oleh kaum sekuler agar RA Kartini tetap dikenang sebagai perempuan yang tak mau berjilbab."

Dalam cuitan balasan @arimbi98 juga menulis: "Tunjukkan pada kadrun-kadrun yg teriak saya mengedit karena membenci Islam. Saya sih maklum saja, otak mereka tidak akan bisa menerima sejarah."

Lantas siapa yang mengedit foto RA Kartini? Tidak ada yang tahu.

Akun @karnatjahyana mencuit: "Begitulah sobat gurun, suka asal nuduh. Padahal mereka yang lakuin. Lempar batu sembunyi tangan."

Akun @liskenhsitorus menulis: "Kadrun selalu punya versinya sendiri dan sejarah selalu salah."

Foto RA Kartini pakai hijab ini sebenarnya pernah muncul pada peringatan hari Kartini 21 April 2018 silam. Namun, sejumlah pakar sejarah meragukan keaslian foto tersebut. Sebab, tidak ada catatan dalam sejarah.

Selain itu, hasil uji forensik terhadap foto itu juga memperlihatkan banyak kecacatan. Terutama di bagian kepala. "Dgn mengedit foto RA Kartini, kadrun menunjukkan kebodohannya. Seperti halnya pakaian, kacamata jg ada modelnya. Harusnya mereka tempelin model kacamata yg \'in\' di masa itu, kaya yg dipakai Bung Hatta, bukan kacamata yg dipakai org jaman skrg," tulis @LionaNara.

Sejumlah netizen pun penasaran. Akun @theresia_yamini menulis: "Klaim foto asli harus valid, darimana sumbernya? Data utk mengungkap fakta sejarah harus bersumber pada bukti. Sudahkah dilakukan?"

Cuitan itu dibalas oleh @arimbi98: "Bagi kita yg waras, pasti akan berusaha mencari bukti. Tapi bagi kadrun, ini senjata utk menghancurkan bangsa."

Akun @AndreClp juga mencuit: "Maksa banget, RA Kartini pake Jilbab. Kadrun bego pasti percaya begitu saja tanpa mau riset."

Hal senada disampaikan akun @branjangankawat. Dia menulis: "Semua diedit disesuaikan maunya, bahkan sejarahpun diedit dan diputarbalikkan faktanya. Skenario utk menghapus sejarah suatu bangsa."

Soal jilbab juga jadi pembahasan warganet. "Perempuan2 jaman dulu kayanya hampir tidak ada yg berjilbab, paling pake kerudung," terang @TriSartopo.

Sementara itu, informasi RA Kartini adalah seorang santriwati adalah benar. Namun, tidak ada literasi yang menyebut Kartini pernah tinggal di pondok pesantren.

Tetapi, Kartini memang belajar Agama Islam kepada KH Muhammad Sholeh bin Umar Assamarani atau Mbah Sholeh Darat.

Ini terjadi antara tahun 1899 hingga 1902. Dikutip dari situs https://jatim.nu.or.id, atas permintaan Kartini, Kiai Sholeh Darat menerjemahkan Al-Quran dengan ditulis dalam huruf Arab gundul (pegon).

Tujuannya agar tidak dicurigai dan dipahami oleh penjajah Belanda. Kitab tafsir dan terjemahan Al-Quran ini diberi nama Kitab Faidhur-Rohman.

Ini merupakan, tafsir pertama di Nusantara dalam bahasa Jawa dengan aksara Arab pegon. Kitab ini pula yang dihadiahkannya kepada RA Kartini pada saat dirinya menikah dengan RM Joyodiningrat, seorang Bupati Rembang.

Surat yang diterjemahkan Kiai Sholeh adalah Al-Fatihah sampai Surat Ibrahim.

Kartini mempelajarinya secara serius. Namun sayangnya penerjemahan Kitab Faidhur-Rohman ini tidak selesai karena Kiai Sholeh Darat wafat. (zul/rtc)

Topik Menarik