Layar Nasib : Biografi 50 Tahun Dalang Wayang Sasak H Lalu Nasib Berkarya
MATARAM-Diusianya yang tak lagi muda, boleh dibilang belum banyak media yang secara khusus mengulas sosoknya. Padahal, ia satu dari segelintir tokoh pejuang kebudayaan yang selama lebih dari 50 tahun bergumul dengan seni tradisi di Lombok.
Dialah H Lalu Nasib AR, seorang maestro dalang wayang Sasak yang hingga kini masih terus berkarya.
Terdorong kekaguman atas konsistensi sosok tersebut, Buyung Sutan Muhlis, seorang penulis berinisiatif mendokumentasikannya dalam sebuah buku biografi berjudul Layar Nasib (50 Tahun Berkarya Maestro Dalang Wayang Sasak H Lalu Nasib AR).
Buku ini diterbitkan atas dukungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, melalui program Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK) 2021. Penerbitannya sebagai wujud penghargaan dari pemerintah dan masyarakat terhadap karya-karya sang maestro. Selain dalam fisik buku konvensional, biografi maestro dalang tersebut juga disebarluaskan dalam bentuk file digital (ebook), kata Buyung, sapaan karibnya.
Buku sebanyak 146 halaman ini ditujukan untuk seluruh usia. Tujuannya, melestarikan seni pedalangan wayang Sasak sebagai media komunikasi publik, edukasi, dan dakwah. Selain itu mendokumentasikan jejak digital kiprah pedalangan H Lalu Nasib AR dan menyediakan referensi yang layak untuk pengembangan ilmu pengetahuan kebudayaan.
Buku ini diharapkan mampu mendorong berkembangnya budaya literasi di era digital yang cenderung instan dan menginspirasi pelaku seni dan budaya. Khususnya dalang wayang Sasak dalam mengembangkan pedalangan sebagai media publik.
Yang paling utama, memotivasi generasi muda mengambil peran dalam pelestarian budaya dan seni tradisi ini. Tanpa Lalu Nasib, pertunjukan wayang kulit di Lombok boleh jadi sudah lama tergerus zaman. Dialah penyelamat seni pedalangan. Ia mulai berkiprah ketika pertunjukan wayang sudah nyaris tergusur zaman, terang Buyung.
Dalam catatan Dinas Pariwisata NTB, saat ini dalang yang tersisa hanya tercatat sekitar 40 orang. Dari jumlah itu, hanya ada 13 dalang yang masih aktif. Dan, Lalu Nasib salah satu dari segelintir dalang di daerah ini yang tetap konsisten mempertahankan tradisi pedalangan wayang Sasak.
Lalu Nasib AR mulai aktif mendalang sejak akhir masa Pemerintahan Orde Lama. Selain undangan tampil di berbagai perhelatan rakyat, ia juga kerap menjadi medium pemerintah dan NGO, menyelipkan berbagai misi program.
Keberhasilan banyak program di daerah ini tak terlepas dari keterlibatannya sebagai dalang yang paling difavoritkan, yang memiliki banyak penggemar setia hingga di wilayah paling terpencil. Dalang piawai yang membuat penonton sanggup bertahan semalam suntuk. (jay/r3)










