Jenius Luncurkan Fitur Investasi, Mulai Dari Rp 10 Ribu
Jenius dari PT Bank BTPN Tbk, pelopor digital banking di Indonesia, meluncurkan fitur terbaru; Investasi. Kini, pengguna Jenius dapat mulai berinvestasi reksa dana dengan mudah dan simpel langsung dari aplikasi Jenius.
Fitur ini juga semakin melengkapi sederet fitur-fitur revolusioner di aplikasi Jenius yang membantu digital savvy untuk bertransaksi, mengatur cash flow, dan menabung dengan mudah dan simpel, jelas Digital Banking Business Product Head Bank BTPN Waasi B Sumintardja pada acara peluncuran secara virtual, Kamis (3/2).
Melalui fitur ini, pengguna dapat mengakses produk reksa dana dari beragam manajer investasi terpilih. Jenius juga menyediakan rekomendasi alokasi investasi berdasarkan profil risiko pengguna yang dapat dijadikan jadikan pertimbangan sebelum melakukan pembelian reksa dana sehingga investasi lebih optimal.
Satgas Garuda PKH Tetapkan 2 Tersangka Illegal Logging di Mentawai, Kerugian Ratusan Miliar
Tidak hanya itu, pengguna juga bisa melakukan transaksi dengan lebih mudah karena hanya perlu memindahkan dana dari Saldo Aktif tanpa perlu berpindah aplikasi. Saat ini tersedia 17 produk investasi reksa dana dari tiga manajer investasi, yaitu Ashmore, Mandiri, dan Schroders, serta empat kategori produk, yaitu pasar uang, obligasi jangka pendek, obligasi jangka panjang, dan ekuitas, tambah Waasi.
Masing-masing manajer investasi di Jenius juga menawarkan kemudahan dalam hal minimum pembelian. Pengguna dapat melakukan investasi reksa dana tanpa modal besar, yakni mulai dari Rp 10.000 saja.
Pembukaan akun reksa dana terbagi menjadi tiga tahap, yakni pengajuan, verifikasi data, dan persetujuan pengajuan. Yang membuat simpel, pengguna hanya perlu mengisi pertanyaan mengenai pendidikan terakhir dan menyetujui syarat dan ketentuan. Proses Verifikasi sendiri membutuhkan waktu maksimal dua hari bursa.
Diluncurkannya fitur Investasi ini menunjukkan bukti nyata komitmen Jenius untuk menjadi solusi life finance yang semakin lengkap agar terus relevan dengan kebutuhan masyarakat digital savvy di Indonesia, tandas Waasi. [ MER ]










