Cerita Kiai Hasan Genggong Doakan Penjajah Belanda Segera Dapat Hidayah

Cerita Kiai Hasan Genggong Doakan Penjajah Belanda Segera Dapat Hidayah

Nasional | inewsid | Jum'at, 28 Januari 2022 - 07:02
share

JAKARTA, iNews.id - Syekh Hasan Genggong atau dikenal dengan nama Kiai Hasan Genggong lahir di Probolinggo, Jawa Timur pada 1259 Hijriyah dan meninggal pada 1373 Hijriyah. Semasa hidupnya, ulama ini sosok panutan bagi banyak orang pada zamannya.

Kiai Hasan mengabdikan hidupnya untuk mengasuh Yayasan Pendidikan Pesantren Zainul Hasan Genggong pada periode 1865 hingga 1952, seperti dilansir pzhgenggong.or.id. Dia juga merupakan seorang guru sufi yang terkenal sebagai salah satu mursyid alias pembimbing spiritual Thoriqoh Naqsyabandiyah. Serta merupakan ulama dari para wali dan seorang wali dari para ulama.

Kini, Yayasan Pendidikan Pesantren Zainul Hasan Genggong diteruskan oleh para keturunannya dan semakin dikenal luas di kalangan masyarakat, khususnya di Probolinggo dan Jawa Timur. Ulama ini diketahui memiliki cerita unik saat memberikan doa pada penjajah Belanda dulu.

Keistimewaan Kiai Hasan Genggong sudah tampak sejak dia masih di dalam kandungan sang ibu. Konon, ketika hamil sang ibu bermimpi menelan bulan, mimpi itu diartikan jika kelak anak dalam kandungannya akan menjadi orang yang mulia.

Sementara itu, Kiai Syamsuddin ayahnya juga mengalami hal unik serupa sang istri. Suatu ketika, Kiai Syamsuddin mengisi ceramah di desa lain dan pulang larut malam.

Di jalan mendaki, Kiai Syamsuddin melihat cahaya dari kejauhan memancar dari arah timur. Rupanya, sinar itu berasal dari rumahnya. Saat sang ayah sampai rumah, Kiai Hasan Genggong rupanya sudah lahir.

Dia merupakan Kholifah kedua Pesantren Zainul Hasan Genggong dan intelektual yang produktif menulis kitab, yang meliputi bidang-bidang fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadis. Salah satu karyanya adalah kitab Nadham Safinatun Najah.

Dia berasal dari keluarga Alawiyyin dari marga Al Qodiri Al Hasani yang merupakan keturunan dari Sultanul Awliya al-Quthub al-Kabir Syekh Abi Muhammad Muhyidin Abdul Qadir al-Jailani, seperti dikutip NU Online.

Mendoakan Penjajah Dapat Hidayah

Pada zaman penjajahan Belanda, Kiai Hasan Genggong pernah mendapat kunjungan dari Charles Olke van der Plas dan rombongannya. Saat itu, van der Plas menjabat sebagai gubernur kawasan Jawa Timur. Dia meminta Kiai Hasan Genggong berkenan mendoakannya.

Kiai Hasan pun mengabulkan permintaan tamunya itu. Doa yang dipanjatkan yaitu Doa Qunut. Pilihan doa itu bukan tanpa alasan. Menurut Kiai Hasan, Doa Qunut dipanjatkan supaya van der Plas dan rombongan yang saat itu menjajah Indonesia bisa segera mendapatkan hidayah.

Kedatangan penjajah Belanda itu bukan tanpa sebab. Di kalangan ulama sepuh NU, Kiai Hasan Genggong merupakan sosok yang selalu diminta nasihat dan pertimbangan persoalan jamiyah dan umat.

NU didirikan melalui tahapan proses musyawarah alim ulama, istikharah para ulama dan stempel pada ahli mukasyafah seperti Mbah Kholil Bangkalan, Kiai Hasan Genggong, dan ulama kekasih Allah yang lain. Prosesnya memakan waktu berbulan-bulan, sampai benar-benar siap lahir batin.

Saat proses awal pendirian NU, Kiai Hasan Genggong juga diminta pendapat dan nasihat oleh almarhum Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah, KH Asad Syamsul Arifin, dan para pendiri NU lain atas rekomendasi dari syaikhona Kholil Bangkalan dan hadratus syeikh KH. Hasyim Asyari.

Kiai yang dikenal juga dengan sebutan KH Hasan Sepuh ini dikenal sebagai sosok ulama zuhud, sehingga tidak heran bila selalu menjadi tempat rujukan ketika ulama pendiri NU akan mengambil keputusan.

Ketika NU lahir tahun 1926 pada saat bumi Nusantara masih dicengkeram penjajah Belanda, Kiai Hasan Genggong menjadikan pesantrennya sebagai basis perjuangan kemerdekaan. Sosoknya memang bermental baja, percaya diri, ditakuti oleh penjajah dan dikenal apa adanya. Segala bujuk rayu dan siasat Belanda tak mampu menembus hatinya.

Suatu ketika, ada seorang ulama yang sowan, berniat tabayun mengenai hukum melawan penjajah. Belum sempat pertanyaan diajukan, Kiai Hasan Genggong menggunakan peci hitam dan membawa keris (hal yang sangat jarang dilakukan), dan si tamu tersebut dengan bangga merasa sudah menemukan jawaban tanpa harus mengajukan pertanyaan.

Kiai Hasan Genggong pernah menyatakan bahwa berjuang ikhlas di NU akan mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.

Topik Menarik