Aksi Joki Bikin Penonton Kesetanan dalam Tong Edan
Setiap malam, tong setinggi 7,5 meter itu menjadi panggung Bleweh. Di hadapan puluhan penonton, dia menjelma jadi bintang. Semua orang mengelu-elukannya. Jika pergelaran usai, kembalilah dia ke dunia nyata. Tidur di dalam oplet. Mandi di SPBU.
HUUUU! Para penonton berseru sambil memandangi dasar tong. Di bawah sana, Bleweh dan seorang rekannya sibuk memompa ban. Rupanya, ban motor yang biasa dipakai untuk beratraksi dalam wahana tong edan itu kempes. Terpaksa, show ditunda sebentar. Mompa ban dulu.
Tepat 23 menit dari jam pertunjukan yang seharusnya, Bleweh kembali menggeber gas motornya. Penonton yang berdiri di bibir tong bertepuk tangan. Sorak-sorai membahana di tong edan pada Sabtu (8/1) malam itu.
Bleweh bersiap di atas motornya. Para penonton mulai mengarahkan ponsel berkamera mereka ke arah sang bintang. Sebagian penonton yang lain segera mengeluarkan lembar-lembar rupiah dari dompet dan saku. Mereka siap-siap nyawer Bleweh.
Pertunjukan yang dinanti-nantikan akhirnya mulai juga. Bleweh mengendarai motornya di dasar tong. Dia berputar melawan arah jarum jam. Dari dasar tanah berumput itu, Bleweh mengarahkan motornya ke dinding bagian tengah tong. Semakin ke atas, kian dekat dengan para penontonnya, Bleweh menambah laju motornya. Rambut gondrongnya berkibar-kibar di sela suara bising knalpot motor dan permainan gas di tangan.
Tong edan memanas. Adrenalin para penonton meningkat. Bleweh kian semangat. Atraksi dimulai. Dia melepas satu tangan dari setang motor. Penonton bertepuk tangan. Aksi selanjutnya, Bleweh melepas kedua tangannya dari setang. Tepuk tangan makin riuh. Setelah itu, Bleweh mengangkat satu kakinya sambil tetap memutari tong.
Sejurus kemudian, dia menegakkan badannya dan membawa motor sambil berdiri. Penonton bertepuk tangan sambil berjingkrak-jingkrak. Atraksi selanjutnya membuat penonton berteriak-teriak. Bleweh melepaskan baju lengan panjang yang dia pakai, sambil tetap mengitari tong dengan motornya.
Gerakan demi gerakan Bleweh begitu memukau penonton. Wahana tong edan makin riuh. Penonton seperti kesetanan menyaksikan atraksi Bleweh malam itu.
Adegan selanjutnya adalah yang Bleweh nanti-nantikan. Saatnya saweran. Setelah menyuguhkan rangkaian gerakan yang membuat penonton puas, Bleweh memanen upah. Sebagian penonton mengulurkan tangan mereka ke arahnya. Mereka berharap Bleweh mengambil uang yang mereka sodorkan sambil tetap memutari tong dengan motornya.
Kadang, lembaran-lembaran rupiah itu Bleweh gamit dengan cepat. Setelah itu, dia gunakan mulutnya untuk menyimpan sementara uang saweran dari penonton. Jika mulut dan tangannya sudah kepenuhan membawa uang saweran, Bleweh melemparkannya begitu saja ke dasar tong, untuk dikumpulkan lagi kemudian. Mereka yang berhasil memberikan uang langsung ke tangan Bleweh lantas berseru kegirangan.
Dulu umur 17 tahun sudah belajar motor di Tuban. Ada yang ngajarin. Orang tong edan juga, kata Bleweh ditemui sehari sebelum beraksi di Pasar Malam Sepulu, Bangkalan, Madura. Nama aslinya Heri Yono. Sudah satu dasawarsa dia menjadi joki tong edan. Maka, wajar jika aksinya mulus.
Berbeda dengan Bleweh, Bayu adalah mantan joki tong edan. Dia kapok beratraksi di dalam tong dengan motor dan lebih memilih menjadi petugas sound system Asa Jaya. Pergelangan tangannya pernah patah saat belajar menjadi joki motor tong edan pada 2011 lalu. Bangun-bangun sudah di rumah sakit. Trauma, ujarnya.
Bagi Bayu, menyiapkan kompilasi dangdut untuk mengiringi atraksi Bleweh jauh lebih menyenangkan ketimbang menjadi joki. Memang, dia hanya bisa berada di balik layar. Tapi, Bayu lebih memilih menjadi tukang sound karena sudah pasti aman. Risikonya kecil.
Bleweh dan Bayu, dengan pilihan masing-masing, sangat menikmati peran mereka dalam pergelaran pasar malam oleh kelompoknya, Asa Jaya. Bersama rombongan, mereka biasa tur berpekan-pekan, hingga berbulan-berbulan.
Urusan tidur, Bleweh dan Bayu tak pernah rewel. Di dalam Suzuki Carry yang mereka sebut oplet pun jadilah. Soal mandi, numpang di SPBU pun tak apa. Sekalian membeli solar untuk kepentingan pasar malam.
Asa Jaya, CV yang mempekerjakan Bleweh dan Bayu, biasanya juga menyewa rumah warga sekitar untuk kepentingan krunya. Mereka bisa tidur dan mandi di rumah tersebut. Namun, yang paling sering berdiam di rumah sewaan itu adalah Lingga Tahta Parreza, pria yang Bleweh dan Bayu panggil bos. (rin/c17/hep)










