Khalid Bin Walid dan Perjuangannya untuk Islam

Khalid Bin Walid dan Perjuangannya untuk Islam

Muslim | BuddyKu | Selasa, 16 Mei 2023 - 10:13
share

AKURAT.CO Khalid bin Walid (juga dikenal sebagai Sayf Allah al-Maslul, atau "Pedang Allah yang Terhunus") adalah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW dan salah satu panglima perang Islam terbesar sepanjang sejarah. Dia lahir di Makkah pada sekitar tahun 592 M dan berasal dari keluarga Bani Makhzum yang terkenal di Makkah.

Khalid bin Walid awalnya merupakan musuh Islam dan bahkan ikut dalam perang melawan umat Islam dalam Pertempuran Uhud pada tahun 625 M. Namun, setelah peristiwa Hudaibiyah pada tahun 628 M, Khalid memutuskan untuk masuk Islam dan menjadi salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW.

Sebagai panglima perang, Khalid bin Walid memainkan peran yang sangat penting dalam menaklukkan daerah-daerah di Arabia, terutama pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Dia memimpin pasukan Islam dalam beberapa pertempuran penting, seperti Pertempuran Mu\'tah pada tahun 629 M dan Pertempuran Hunain pada tahun 630 M.

Namun, pertempuran terbesar yang dipimpin oleh Khalid adalah Pertempuran Mu\'tah pada tahun 629 M, di mana pasukannya berhadapan dengan pasukan Romawi di wilayah Syam. Meskipun pasukannya kalah, Khalid berhasil mengorganisir pasukannya dengan sangat baik dan mampu menahan serangan musuh selama beberapa hari.

Pertempuran lain yang penting adalah Pertempuran Mu\'tah pada tahun 634 M, di mana pasukan Muslim berhadapan dengan pasukan Persia Sassaniyah di daerah Mesopotamia. Khalid berhasil memimpin pasukannya untuk mengalahkan pasukan Persia dalam pertempuran ini.

Namun, setelah masa kepemimpinan Khalifah Umar, Khalid bin Walid diberhentikan dari jabatannya sebagai panglima perang karena dituduh melakukan tindakan yang tidak benar dalam memimpin pasukannya dalam Pertempuran Hunain. Dia kemudian pensiun dan meninggal pada tahun 642 M.

Khalid bin Walid dianggap sebagai salah satu panglima perang terhebat dalam sejarah Islam karena kecerdasannya dalam strategi militer, keberaniannya dalam pertempuran, dan kesetiaannya pada Islam dan pemimpinnya. Perjuangannya untuk Islam membantu menyebarluaskan agama ini ke seluruh dunia dan memperkuat kekuatan umat Islam pada masa awal perkembangannya.[]