Asosiasi Pedagang Mi dan Bakso di Grobogan Keluhkan Harga Daging Sapi Yang Mahal

Asosiasi Pedagang Mi dan Bakso di Grobogan Keluhkan Harga Daging Sapi Yang Mahal

Terkini | muria.inews.id | Selasa, 30 April 2024 - 15:21
share

GROBOGAN, iNewsMuria.id - Asosiasi Pedagang Mi dan Bakso atau Apmiso Grobogan mengeluhkan harga daging sapi dan bawang di Kabupaten Grobogan yang dirasa mahal di pasaran.

Hal itu disampaikan Ketua Apmiso Grobogan Adi Sucipto akrab disapa Yanto Bakso dalam kegiatan halal bi halal keluarga besar Apmiso Grobogan di Hotel Grand Master Purwodadi, Selasa (30/4/2024).

"Kendala kami selaku pedang mi dan bakso setiap tahunnya pada harga daging. Bahkan harga daging sapi di Grobogan termahal di Jawa Tengah," jelas Yanto Bakso.

Untuk itu lanjutnya, Apmiso berharap Pemkab Grobogan melalui dinas terkait bisa mengupayakan harga daging sapi stabil. Karena harganya sampai saat ini masih di kisaran Rp130.000 per kilogram. 

"Idealnya harga daging sapi antara Rp110.000 - Rp120.000 per kilogramnya. Namun karena mahal, berimbas kepada keuntungan yang didapat pedagang mie dan bakso," terang Yanto Bakso.

Sementara Bupati Grobogan Sri Sumarni yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, pihaknya melalui dinas terkait sudah melakukan pengecekan harga daging sapi di pasaran.

"Ternyata harga Rp130.000 per kilogram itu yang murni daging tanpa ada gajih. Sedangkan yang campur harganya antara Rp120.000 per kilogram," jelas Bupati Sri.

Kendati demikian Bupati Grobogan, menyarankan agar para pedagang yang tergabung dalam asosiasi (Apmiso) bisa bekerja sama dengan pedagang sapi dan melakukan pemotongan sendiri.

"Coba melalui asosiasi bekerjasama dengan pedagang sapi kemudian potong di RPH (rumah pemotongan hewan) untuk memangkas harga. Memang ini juga berpengaruh pada pedagang daging, tapi setidaknya dicoba dahulu," tambah Bupati.

Sedangkan Dewan Pembina Apmiso Jateng Hendi Hendrar Prihadi menyarankan agar para pedagang yang  tergabung dalam Apmiso menjalin komunikasi yang baik dengan pimpinan daerah atau bupati.

Karena Bupati punya kewenangan, anggaran dan teman pengusaha yang bisa membuat CSR untuk membantu teman-teman Apmiso apabila ada kendala dalam menjalankan usahanya. 

"Misalnya terkait harga bawang dan daging sapi, Bupati dapat mengalokasikan anggaran untuk solusi permasalahan tersebut," tegas Hendi. (*)

Topik Menarik