Pemilik Barito Pacific Prajogo Pangestu Jadi Orang Terkaya ke-26 di Dunia, Hartanya Rp776,87 Triliun

Pemilik Barito Pacific Prajogo Pangestu Jadi Orang Terkaya ke-26 di Dunia, Hartanya Rp776,87 Triliun

Ekonomi | medan.inews.id | Senin, 15 April 2024 - 09:30
share

JAKARTA, iNewsMedan.id - Prajogo Pangestu jadi orang terkaya ke-26 di dunia versi Real Time Billionaires Forbes. Tercatat, harta prajogo mencapai 48,2 miliar Dolar AS atau setara Rp776,87 triliun.

Pemilik Barito Pacific ini menggeser Low Tuck Kwong dan dua bersaudara Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono untuk menjadi orang terkaya di Indonesia sejak November 2023.

Kekayaan Prajogo melampaui sejumlah miliarder dunia, seperti CEO TikTok Zhang Yiming yang memiliki kekayaan 43,4 miliar dolar AS atau setara Rp699,51 triliun, CEO Fast Retailing Tadashi Yanai dengan kekayaan 40,1 miliar dolar AS atau setara Rp646,32 triliun, Pendiri Nike Phil Knight dengan kekayaan 38,7 miliar dolar AS atau setara Rp623,75 triliun.

Kemudian, pewaris bisnis Red Bull Mark Mateschitz dengan kekayaan 38,5 miliar dolar AS atau setara Rp620,53 triliun, dan mantan istri Jeff Bezos dengan kekayaan 34,7 miliar dolar AS atau setara Rp559,28 triliun. 

Pria dengan nama asli Phang Djoem Phen ini lahir pada 13 Mei 1944. Prajogo lahir dari keluarga keturunan Tionghoa, di mana orang tuanya bernama Phang Siu On bekerja sebagai pedagang karet.

Karena perekonomian keluarga yang terbatas, Prajogo hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat SMP. Hal ini membuat Prajogo telah bekerja serabutan sejak remaja dan pernah menjadi sopir angkutan umum jurusan Singkawang-Pontianak. 

 

Pekerjaannya tersebut mengantarkannya bertemu dengan pengusaha kayu dari Malaysia, Bong Sung On atau Burhan Uray, yang membuatnya mengenal bisnis perkayuan. Kemudian, Prajogo bergabung menjadi karyawan di perusahaan milik Burhan, PT Djajanti Grup pada 1969. 

Prajogo kemudian mendapatkan kepercayaan menjadi General Manager (GM) Pabrik Plywood Nusantara di Gresik setelah tujuh tahun bekerja. Setelah setahun menjabat GM, dia memutuskan keluar dari perusahaan dan membangun bisnis perkayuan sendiri dengan meminjam modal dari bank. 

Kemudian pada 1970 Prajogo membeli sebuah perusahaan yang sedang krisis finansial, yakni CV Pacific Lumber Coy. Perusahaan ini merupakan cikal bakal Barito Pacific Timber.

Prajogo mampu menyulap Barito Pacific Timber maju pesat dan menjadi perusahaan kayu terbesar di Indonesia. Pada 1993, Barito Pacific Timber menjadi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Pada 2007, Barito Pacific Timber berganti nama menjadi Barito Pacific. Perusahaan juga melakukan ekspansi dengan mendirikan PT Chandra Asri Petrochemical Center dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk yang menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia. 

Tak berhenti sampai disitu, pada Maret 2022 Barito pacific mengambil alih produsen energi panas Star Energy, dengan mengakuisisi 33 persen saham dari BCPG Thailand seharga 440 juta dolar AS. 

Topik Menarik