Bertemu Khofifah, Mentan Bahas Penanganan PMK pada Hewan Ternak

Bertemu Khofifah, Mentan Bahas Penanganan PMK pada Hewan Ternak

Kesehatan | jawapos | Senin, 9 Mei 2022 - 23:36
share

JawaPos.com Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak bisa menyebar dalam jarak 3 kilometer (KM). Namun, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo tidak memberlakukan lockdown atau karantina wilayah.

Dalam kunjungan untuk rapat koordinasi bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Senin (9/5) malam, Syahrul menegaskan bahwa lockdown atau karantina kabupaten belum perlu dilakukan. Sebab pihaknya belum menentukan level atau tingkat wabah ini.

Mutasi virus ini lewat kontak langsung atau airborne yang bisa jatuh 3 kilometer, kata Syahrul di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

Untuk mengantisipasi penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak, Syahrul menilai lockdown justru diperlukan di tingkat desa dan kecamatan. Langkah itu menurutnya paling efektif.

Kita lihat seperti apa level penyakit yang ada. Kalau tingkat desa, ya desa yang lockdown. Kalau kecamatan, ya lockdown kecamatan karena mutasi lewat kontak langsung atau angin airborne yang bisa jatuh 3 KM jadi harus sisihkan ke sana, paparnya.

Menanggapi hal itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa lockdown justru dilakukan di tingkat kandang hewan. Efektivitas lockdown level kandang dinilai jauh lebih besar.

Isolasinya berbasis kandang. Karantina basis kandang. Jadi, yang sudah ada symptomatic atau gejalanya, diminta untuk tidak dibawa keluar kandang, tegasnya.

Bagaimana dnegan penanganan 1.600 sapi yang disebut telah positif terjangkit PMK? Khofifah menegaskan bahwa seluruh sapi telah mendapatkan obat melalui suntikan.

Sudah suntikan kedua. Tiap suntikan jaraknya 3 hari. Jadi, ternak itu sudah membaik. Kami berharap ada penyuntikan masif, utamanya di kandang yang bergejala, jelas dia.

Kehadiran Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ini diharapkan mampu untuk menyuplai obat dan antibiotik bagi seluruh hewan ternak, baik yang dinyatakan positif PMK maupun bergejala. Kita koordinasikan dengan Pak Mentan supaya ketersediaan obat-obatan analgesik antibiotik vitamin tercukupi. Saya minta ke Ikatan Alumni FKH Unair (Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya) turunkan Tim lebih banyak supaya penyuntikan lebih masif, pungkasnya.