Kisah Balas Dendam Airlangga ke Dua Raja Berujung Serangan Kahuripan

Kisah Balas Dendam Airlangga ke Dua Raja Berujung Serangan Kahuripan

Infografis | sindonews | Senin, 6 Mei 2024 - 06:36
share

Dua dendam Raja Airlangga ke kerajaan di Tulungagung dan Lwaram, yang kini masuk Blora, lunas terbayarkan. Airlangga sebelumnya mendapatkan gangguan saat memerintah di Ibu Kota Wwatan Mas, dari Putri Panuda di Tulungagung.

Penalukkan balik dua kerajaan itu sekaligus menjadi misi Airlangga untuk memperluas wilayah Kerajaan Kahuripan. Apalagi saat itu ia tengah memperjuangkan kembali berjayanya Dinasti Isana di Pulau Jawa.

Berturut-turut hasil ekspansi wilayah ke luar yakni Raja Hasin, Wisnuprabhawa atau Raja Wuratan, dan Panuda (Raja Lewa), pada tahun 1030 M, berhasil. Bahkan dari ketiga raja yang ditaklukkan oleh Airlangga, seluruhnya tewas.

Baca Juga: Kisah Mantyasih, Desa Istimewa Penguasa Kerajaan Mataram Kuno Dyah Balitung

"Tetapi kematian Panuda, membuat sang anaknya Putri Panuda yang memerintah di Tulungagung menyimpan dendam," demikian dikutip dari buku "13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa.

Serangan dari Putri Panuda di Tulungagung itu juga menegaskan dendam kematian ayahnya ke Raja Airlangga. Serangan Putri Panuda ke Ibu Kota kerajaan Wwatan Mas, membuat kocar-kacir.

Sang raja bersama pejabat penting Kahuripan Mapanji Tumanggala, meninggalkan Wwatan Mas dan melarikan diri ke Desa Patakan. Di Desa Patakan, Airlangga menggalang pasukan untuk menyerang balik Putri Panuda, yang menguasai Wwatan Mas.

Baca Juga: Kekejaman Raja Mataram Picu Pemberontakan Bangsawan Madura hingga Hancurkan Ibu Kota Plered

Sesudah pasukannya yang digalang tersebut dirasa kuat, Airlangga menyerang putri Panuda. Penyerangan tersebut membawa hasil gemilang. Putri Panuda tewas di medan laga.

Sepeninggal putri Panuda, Arilangga membangun istana baru di Kahuripan, mengingat istana lama yang berada di Wwatan Mas telah mengalami kehancuran.

Sesudah istana baru di Kahuripan dibangun, Airlangga yang mendapatkan bantuan Mpu Narotama bermaksud membalas dendam atas kematian mertua, dan sekaligus pamannya (Dharmawangsa Teguh) kepada Haji Wurawari dari Lwaram (Ngloram, Cepu, Blora).

Aksi balas dendam Airlangga pun berhasil. Raja Haji Wurawari berhasil dibunuh. Airlangga juga berhasil menumpas pemberontak Wijayawarma dari Wengker pada tahun 1035 M.

Sejak saat itu, Airlangga mampu memperluas wilayah kekuasaan Kahuripan, Sidoarjo, yang membentang dari Pasuruan (sebelah timur), hingga Madiun (sebelah barat).

Topik Menarik