Suhu RI Diprediksi Tak Terlalu Panas di 2026, Apa Penyebabnya? 

Suhu RI Diprediksi Tak Terlalu Panas di 2026, Apa Penyebabnya? 

Berita Utama | inews | Selasa, 23 Desember 2025 - 13:54
share

JAKARTA, iNews.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi suhu udara rata-rata di Indonesia di tahun depan tak terlalu panas. Secara umum, suhu udara nasional diperkirakan masih berada dalam kisaran yang lazim terjadi dalam beberapa tahun terakhir dan tidak sepanas tahun 2024. 

Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan kondisi itu dilatarbelakang oleh kondisi laut. 

“Yang pertama kemudian kondisi background laut tadi kita lihat bagaimana konsekuensinya terhadap prediksi suhu rata-rata tahunan sepanjang tahun 2026, kami memprediksikan bahwa suhu di Indonesia berkisar antara 25 hingga 29 derajat celsius untuk rata-rata tahunannya,” ujar Ardhasena saat Release Climate Outlook 2026, Selasa (23/12/2025). 

Ardhasena mengatakan bahwa BMKG juga memprediksi wilayah dataran tinggi akan mengalami suhu udara yang lebih rendah dibandingkan wilayah lainnya. 

"Wilayah dataran tinggi seperti Bukit Barisan, pegunungan Latimojong, pegunungan Jayawijaya diprediksi memiliki suhu udara yang lebih rendah karena kerapatan udara tentunya di sana yang lebih kurang yaitu pada kisaran 19 hingga 22 derajat Celcius,” katanya. 

Sementara itu, kata Ardhasena, sejumlah wilayah diperkirakan mengalami suhu udara yang relatif lebih tinggi. 

“Wilayah yang diprediksi mengalami suhu lebih dari 28 derajat celcius adalah sebagian Sumatera bagian selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Tengah, pesisir utara Jawa dan sebagian dari Papua Selatan,” ujar Ardhasena. 

Secara nasional, BMKG menilai suhu udara tahun 2026 masih berada dalam rentang historis yang wajar. Bahkan, BMKG menegaskan bahwa tahun 2026 tidak akan menjadi tahun terpanas. 

“Sehingga kita mengekspresikan tahun 2026 itu tidak sepanas tahun 2024, demikian pula prediksi pusat Global iklim lainnya di wilayah di negara lain itu mayoritas dikarenakan saat ini tengah berlangsung fenomena La Nina yang biasanya ikut secara temporer mendinginkan suhu permukaan bumi selama kurang lebih 1 tahun hingga 1,5 tahun lalu,” ucap Ardhasena.

Topik Menarik