Menlu AS Rubio Harap Gencatan Senjata Thailand-Kamboja Dicapai 23 Desember, Bisakah?
WASHINGTON, iNews.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Marco Rubio mendorong Thailand dan Kamboja menghentikan konflik bersenjata sesegera mungkin.
Dia mendesak kedua negara Asia Tenggara itu untuk kembali mematuhi Deklarasi Damai Kuala Lumpur yang diteken pada 26 Oktober lalu di hadapan Presiden Donald Trump dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.
Menurut Rubio, Deklarasi Damai Kuala Lumpur, diambil dari lokasi penandatanganan saat KTT ASEAN di Malaysia, lebih baik dibandingkan harus membuat kesepakatan baru kembali. Konflik bersenjata terbaru yang pecah sejak 8 Desember terjadi karena ketidakpatuhan.
Terlepas dari apa pun kesepakatan yang diambil, Rubio menegaskan misi saat ini adalah untuk membawa kedua pihak kembali ke meja perundingan.
Para menlu ASEAN akan bertemu pada Senin (22/12/2025), salah satu agendanya membahas konflik Thailand-Kamboja. Rubio telah berdiskusi dengan menlu Thailand seraya berharap situasi kesepakatan damai bisa dicapai pada hari tersebut atau setidaknya Selasa.
Dia menekankan lagi kedua negara harus kembali ke Deklarasi Damai Kuala Lumpur yang telah susah payah dicapai.
Sebelumnya para pejabat Thailand, termasuk Perdana Menteri Anutin Charnvirakul, menegaskan tak ada kompromi untuk mencapai gencatan senjata dengan Kamboja. Dia menegaskan Kamboja yang harus terlebih dulu menghentikan serangan serta mencabut ranjau darat yang dipasang di perbatasan.
Anutin juga mengabaikan seruan Presiden AS Donald Trump yang mendesak Thailand dan Kamboja untuk segera gencatan senjata. Trump sempat mengumumkan bahwa pemimpin kedua negara sepakat untuk menghentikan serangan pada Jumat pekan lalu, namun dilanggar.









