Atasi Krisis Air Bersih usai Bencana, Polri Bagikan 627 Tandon di Sumatra

ACEH TAMIANG, iNews.id - Upaya pemulihan pascabencana banjir di Kabupaten Aceh Tamiang terus dilakukan. Polri memasang tandon air bersih untuk membantu warga yang terdampak, sebagai bagian dari penyaluran total 627 unit tandon air di wilayah Sumatra. Langkah ini menjadi solusi konkret untuk mengatasi krisis air bersih yang kerap muncul setelah bencana alam.

Di Aceh Tamiang, tandon air bersih dipasang di Gang Sayur, Dusun Subur, Desa Durian, Kecamatan Rantau. Tandon tersebut berfungsi menampung air bersih dari sumur bor yang dibangun oleh Brimob, sehingga dapat dimanfaatkan warga yang sebelumnya kesulitan memenuhi kebutuhan air sehari-hari akibat banjir.

Komandan Pasukan (Danpas) Brimob I, Brigjen Anang Sumpena menegaskan, penyediaan tandon air merupakan bentuk komitmen Polri dalam membantu masyarakat pascabencana.

“Setelah banjir, kebutuhan air bersih menjadi prioritas utama masyarakat. Dengan adanya tandon air ini, kami berharap distribusi air bersih dapat lebih merata dan dimanfaatkan oleh warga dalam jangka panjang,” ujarnya saat meninjau langsung kegiatan di lapangan.

Secara keseluruhan, dari 627 unit tandon air bersih yang disalurkan Polri di Sumatera, sebanyak 387 unit dialokasikan ke Provinsi Aceh. Penyaluran dilakukan melalui Polda Aceh dan jajaran Polres, mencakup Aceh Tamiang, Langsa, Aceh Timur, Aceh Utara, Lhokseumawe, Bireuen, Aceh Tengah, Bener Meriah, hingga Pidie Jaya.

Proses pemasangan tandon air di Desa Durian dilakukan secara gotong royong oleh personel Brimob bersama masyarakat setempat. Kolaborasi ini tidak hanya mempercepat penyelesaian fasilitas air bersih, tetapi juga memperkuat kehadiran Polri sebagai mitra masyarakat dalam menghadapi dampak bencana.

Salah seorang warga Desa Durian mengaku terbantu dengan adanya tandon air bersih tersebut.

“Sejak banjir, kami kesulitan mendapatkan air bersih. Kehadiran tandon air dari Brimob sangat membantu kebutuhan kami sehari-hari,” katanya.

Melalui program ini, Polri menegaskan perannya tidak hanya dalam penanganan darurat bencana, tetapi juga dalam fase pemulihan, guna memastikan masyarakat terdampak dapat kembali menjalani aktivitas secara normal dan berkelanjutan.