Wanita Menopause Disarankan Olahraga Pilates, Ini Kata Dokter!
JAKARTA, iNews.id - Pilates kini menjadi salah satu olahraga populer dan digandrungi banyak kaum urban. Olahraga ini berfokus pada kekuatan inti (core), fleksibilitas, keseimbangan, dan otot-otot tubuh.
Pilates disukai banyak kalangan, tapi siapa sangka olahraga ini sangat direkomendasikan untuk wanita menopause. Kenapa?
Menurut Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Seraphim Medical Center dr Nahum, Dipl, CIBTAC, Sp.K.O, kondisi masa otot pada lansia perlu menjadi perhatian. Ia mengungkap fungsi otot bisa berkurang saat memasuki usia lanjut yang tentu bisa berdampak pada penampilan dan bentuk tubuh.
"Ketika masuk perimenopause ditambah dengan aging, lama-kelamaan pasti masa otot akan berkurang. Dan bukan masanya saja yang berkurang, tapi fungsi ototnya pun jadi berkurang, sedangkan lemak (tubuhnya) jadi bertambah," ungkap dr Nahum saat ditemui di Seraphim Medical Center, Gading Serpong, Tangerang, beberapa hari lalu.
Dokter Nahum menjelaskan, otot akan semakin memendek seiring berjalannya waktu khususnya saat memasuki usia lanjut. Adapun masalah nyeri yang kerap dirasakan wanita lansia khususnya di bagian leher akibat seringnya melakukan aktivitas di dapur.
Untuk itu, pilates memiliki manfaat untuk wanita perimenopause untuk menjaga fleksibilitas sendi dan membantu mengatasi rasa nyeri di bagian tertentu.
"Karena memang pilates itu prinsipnya ada controlling, breathing, centering. Posisi yang dari core-nya. Misalnya ibu rumah tangga biasanya kan sering kerja di dapur, menyapu. Biasanya sih kendalanya banyak di neck pain. Jadi makanya kami latih," paparnya.
Meski begitu, melakukan pilates juga tak bisa asal-asalan. Dokter mengungkap pilates idealnya dilakukan 2-3 kali seminggu dengan durasi 60 menit dan porsi latihan yang sesuai.
Dokter Nahum mengungkap pentingnya melakukan pilates secara private bersama instruktur yang tepat. Hal ini membuat wanita lansia mendapatkan latihan yang efektif dan sesuai kebutuhan tubuh.
"Biasanya cek postur dulu. Jadi, program latihannya itu disesuaikan dengan kondisi si pasien. Kami tidak bisa samaratakan, ya," jelasnya.








