BNPB Percepat Distribusi Logistik Banjir dan Longsor di Sumut, Infrastruktur Mulai Pulih
MEDAN, iNews.id - Distribusi logistik bantuan untuk korban banjir bandang dan longsor di Sumatra Utara (Sumut) terus dipercepat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Hal ini seiring besarnya dampak bencana yang melanda sejumlah wilayah.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, mengungkapkan korban meninggal akibat bencana di Sumut mencapai 343 jiwa. Selain itu, 98 orang masih dinyatakan hilang dan 53.523 warga mengungsi di 87 titik pengungsian.
Dalam penanganan banjir, Kabupaten Tapanuli Tengah menjadi salah satu wilayah dengan jumlah titik pengungsian terbanyak. Wilayah tersebut mencatat 17 titik pengungsian di Kecamatan Tukka dan 21 titik di Kecamatan Sitahuis.
“Kabupaten Tapanuli Tengah menjadi salah satu wilayah dengan titik pengungsian terbanyak, masing-masing 17 titik di Kecamatan Tukka dan 21 titik di Kecamatan Sitahuis,” kata Aam, sapaan Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (13/12/2025).
Pergerakan jumlah pengungsi masih terus berlangsung akibat dinamika kondisi lapangan. BNPB mencatat Tapanuli Tengah mengalami penurunan pengungsi sebanyak 4.717 jiwa, sementara Kabupaten Langkat justru mengalami lonjakan 12.275 jiwa.
Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan korban banjir dan longsor Sumut, Posko Logistik Silangit mengirimkan tambahan 8.788 kilogram bantuan melalui jalur udara dan darat. Bantuan tersebut menjangkau wilayah Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, hingga Aceh.
Komoditas bantuan meliputi beras, gula, air mineral, makanan siap saji, kebutuhan sandang, serta perangkat komunikasi. Dengan tambahan distribusi ini, total logistik yang telah disalurkan mencapai 7,296 ton.
Bantuan tersebut terdiri atas 0,736 ton melalui dua sortie udara dan 6,56 ton melalui lima sortie darat. Mayoritas bantuan berupa bahan pangan yang difokuskan untuk memenuhi kebutuhan mendesak warga di Tapanuli Tengah dan Barus.
Pemulihan infrastruktur pascabencana banjir dan longsor Sumut terus dilakukan seiring distribusi logistik. Jaringan listrik di Sumatera Utara kini telah pulih hingga 97 persen, dengan Kota Sibolga sudah kembali normal sepenuhnya.
Namun, sejumlah wilayah seperti Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, dan Tapanuli Selatan masih membutuhkan percepatan perbaikan. Pasokan BBM dilaporkan aman, meski beberapa kawasan masih menghadapi keterbatasan gas elpiji dan air bersih.
Untuk menekan potensi bencana susulan akibat banjir dan longsor Sumatera Utara, pemerintah mengintensifkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Hingga Jumat (12/12), dua pesawat telah menjalankan 25 sortie dengan total 21.200 kilogram bahan semai.
BNPB juga menyusun dokumen pembangunan Hunian Sementara (Huntara) bagi warga terdampak di Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Langkat. Sementara itu, rencana relokasi 67 rumah di Desa Sape Tua, Kabupaten Humbang Hasundutan, masih menunggu penyelesaian status lahan.
Distribusi bantuan banjir dan longsor Sumatera Utara melalui jalur udara difokuskan ke wilayah terpencil seperti Barus, Siantar Naipospos, dan Rembele di Aceh. Sejumlah pengiriman terpaksa ditunda akibat cuaca buruk.
Distribusi jalur darat tetap menjadi tulang punggung dengan enam titik utama penerima bantuan. Pinangsouri tercatat menerima logistik terbanyak sebesar 2.748 kilogram, disusul Kodam I Bukit Barisan dan Kecamatan Barus.
Di sektor komunikasi, Kementerian Komunikasi dan Digital melaporkan 743 BTS telah kembali beroperasi. Tingkat pemulihan BTS di Sumatera Utara mencapai 96,67 persen, Sumatera Barat 99,20 persen, sementara Aceh baru mencapai 33,01 persen.
BNPB kembali mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir dan longsor Sumatera Utara susulan serta cuaca ekstrem. Warga diminta menjauhi bantaran sungai dan lereng curam serta mengikuti arahan petugas demi keselamatan bersama.










