Miris! Dua Pekan Pasca Banjir Bandang, Aceh Masih Tanpa Listrik dan Bantuan Darurat Minim

Miris! Dua Pekan Pasca Banjir Bandang, Aceh Masih Tanpa Listrik dan Bantuan Darurat Minim

Terkini | inews | Rabu, 10 Desember 2025 - 15:58
share

BANDA ACEH, iNews.id – Dua pekan pascabencana banjir bandang dan tanah longsor, Aceh masih berada dalam kegelapan karena pasokan listrik belum kembali normal. Kondisi gelap gulita memaksa warga keluar rumah setiap hari untuk mencari tempat mengisi daya handphone, senter, hingga kipas angin demi kebutuhan dasar.

Sejumlah warga menyampaikan bahwa mereka harus pergi ke warung kopi pada hari ke-13 atau 14 pascabencana hanya untuk mencari charger dan alat penerangan. Mereka juga mengaku kecewa karena listrik yang dijanjikan pulih pada 7 Desember ternyata belum menyala hingga dua malam terakhir, membuat harapan mereka sirna.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Hadhlia menyampaikan bahwa 93 persen elektrifikasi Aceh telah kembali berjalan dan pemulihan dilakukan secara bertahap. Dia juga menjelaskan bahwa kondisi normal 24 jam baru dapat tercapai setelah proses peralihan jaringan menuju gardu induk utama selesai.

Warga Banda Aceh juga menghadapi kendala jaringan internet yang tidak stabil. Kondisi ini membuat aktivitas warga semakin terganggu, terutama bagi mereka yang masih berupaya memulihkan keadaan setelah rumah dan lingkungan sekitar terdampak bencana. 


Bantuan Minim, Warga Kuala Simpang Berebut Sembako

Di Kuala Simpang, Aceh Tamiang, ratusan korban banjir bandang berebut bantuan berupa pakaian dan makanan. Tindakan tersebut terjadi karena pasokan bantuan masih sangat terbatas, sementara kebutuhan para pengungsi semakin mendesak.

Sejumlah warga menerangkan bahwa bantuan yang datang kebanyakan berasal dari masyarakat, sedangkan bantuan pemerintah masih sangat minim karena kantor-kantor pemerintahan setempat juga terdampak banjir sehingga tidak beroperasi penuh. Mereka mengatakan rumah mereka belum bisa ditempati akibat lumpur yang terlalu tinggi, dan mereka tidak tahu bagaimana harus membersihkannya tanpa peralatan serta bantuan memadai.

Warga lain menjelaskan mereka hanya bisa mengungsi sambil berharap mendapatkan sembako. Ada yang mendapatkan bantuan, namun banyak juga yang tidak kebagian karena persediaan terbatas. Situasi tersebut membuat sebagian warga pulang dengan tangan kosong meskipun mereka sangat membutuhkan makanan dan obat-obatan.

Warga berharap bantuan dari pemerintah segera datang dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari para pengungsi yang hingga kini masih berjuang bertahan.

Topik Menarik