Angka Harapan Hidup di Gaza Merosot Drastis akibat Serangan Israel
BERLIN, iNews.id - Serangan Israel yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023 bukan hanya menimbulkan korban jiwa dalam jumlah masif, tapi juga menyebabkan kejatuhan dramatis angka harapan hidup di Jalur Gaza.
Laporan terbaru Institut Penelitian Demografi Max Planck mengungkap, perang telah menggerus harapan hidup warga Palestina hingga setengah dari kondisi normal, penurunan yang hampir tak tertandingi dalam sejarah modern.
Harapan Hidup Gaza Anjlok dari 70-an Tahun Jadi 30-40 Tahun
Sebelum perang, harapan hidup warga Gaza setara dengan banyak negara berpendapatan menengah, perempuan 77 tahun dan laki-laki 74 tahun
Namun proyeksi Max Planck untuk tahun 2024 menunjukkan penurunan ekstrem, perempuan 46 tahun dan laki-laki 36 tahun.
Turunnya hingga 30-40 tahun dalam hitungan bulan menjadikan Gaza salah satu wilayah dengan penurunan harapan hidup paling tajam di dunia modern, bahkan lebih buruk dibandingkan beberapa negara yang pernah mengalami genosida atau perang berkepanjangan.
Polrestabes Makassar Ungkap Misteri Hilangnya Balita Bilqis Setelah Perburuan Lintas Provinsi
Para demografer memperingatkan jika perang tidak berhenti, angka tersebut bisa menjadi realitas permanen bagi seluruh generasi Palestina di Gaza.
Serangan Israel Tewaskan lebih dari 100.000 Warga Gaza
Lonjakan kematian ekstrem adalah faktor utama ambruknya angka harapan hidup. Penelitian Max Planck memperkirakan 99.997 hingga 125.915 warga Gaza telah tewas sejak perang dimulai, dengan median 112.069 korban jiwa.
Angka ini jauh lebih tinggi dibanding data resmi Kementerian Kesehatan Gaza yang mencatat 67.173 kematian hingga November 2025. Banyak kematian tidak tercatat karena sertifikat kematian hanya bisa dikeluarkan rumah sakit, sebagian besar rumah sakit hancur atau berhenti beroperasi, ribuan orang masih terkubur di bawah bangunan runtuh, laporan keluarga sering tidak tercatat secara administratif, wilayah tertentu terisolasi dan tidak dapat melaporkan data.
Dengan tingkat kematian sebesar itu, penurunan harapan hidup menjadi konsekuensi yang tak terhindarkan.
Anak-Anak dan Perempuan Paling Banyak Jadi Korban
Max Planck juga merinci komposisi korban tewas 27 persen adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun dan 24 persen perempuan dewasa. Sisanya laki-laki dewasa dan lanjut usia (lansia).
Para peneliti menemukan perempuan dan lansia sangat mungkin tak dilaporkan dalam data resmi, sehingga jumlah kematian kedua kelompok ini bisa jauh lebih tinggi.
Dampak terhadap generasi muda, yang seharusnya menjadi fondasi demografis Gaza, menjadi pukulan jangka panjang yang mempercepat runtuhnya harapan hidup.
Faktor-Faktor Utama yang Meruntuhkan Harapan Hidup
Para demografer Max Planck menjelaskan sejumlah faktor yang mempercepat ambruknya harapan hidup penduduk Gaza:
1. Lonjakan Mortalitas Akibat Serangan Militer
Tingginya korban tewas langsung dari serangan udara, artileri, dan operasi militer adalah faktor dominan.
2. Runtuhnya Sistem Kesehatan
Rumah sakit hancur atau tidak berfungsi
Tidak ada perawatan luka berat
- Penyakit kronis tidak tertangani
- Pasien gagal ginjal, kanker, dan bayi prematur tidak mendapat layanan medis dasar
3. Kelangkaan Pangan dan Gizi Buruk
Krisis pangan menimbulkan malnutrisi pada anak, kerentanan terhadap penyakit, penurunan perkembangan fisik dan imun tubuh.
4. Sanitasi Buruk dan Penyakit Menular
Pecahnya fasilitas air bersih dan pembuangan limbah meningkatkan risiko infeksi dan kematian, khususnya pada balita.
5. Trauma dan Kesehatan Mental
Tekanan psikologis ekstrem memicu kondisi medis yang memperpendek usia, termasuk penyakit jantung, stroke, dan gangguan perilaku berisiko.
Salah Satu Penurunan Harapan Hidup Terbesar yang Pernah Tercatat
Para peneliti Max Planck menyebut kejatuhan harapan hidup di Gaza sebagai temuan yang “sangat jarang terjadi” dalam demografi global.
Merosotnya harapan hidup hingga di bawah angka 40 tahun menandai bahwa Gaza kini berada dalam kondisi yang serupa dengan wilayah bencana kemanusiaan ekstrem, zona genosida modern, atau negara-negara yang mengalami epidemi kematian massal.
Para demografer memperingatkan bahwa dampak ini tidak hanya dirasakan saat ini, tetapi dapat membentuk masa depan Gaza selama puluhan tahun.
Generasi anak-anak yang kini tumbuh dalam perang menghadapi gizi buruk kronis, kesehatan fisik rapuh, trauma mendalam,
pendidikan terhenti, risiko tinggi kematian dini.
Jika serangan terus berlangsung, Gaza berpotensi mengalami kemerosotan populasi yang menyerupai depopulasi sistematis.
Penelitian Max Planck ini menjadi peringatan keras, serangan Israel tidak hanya membunuh puluhan ribu warga Gaza, tetapi juga merampas masa depan mereka dengan meruntuhkan angka harapan hidup secara dramatis.









