Menko Polkam Gelar Ratas Bareng TNI-Polri dan BIN Bahas Penanganan Bencana di Sumatra
JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam), Jenderal TNI (Purn) Djamari Chaniago, menggelar rapat terbatas (ratas) lintas sektor yang dihadiri oleh Panglima TNI, Kapolri, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Senin (8/12/2025). Rapat tersebut membahas penanganan cepat pemerintah bencana Sumatera.
“Dalam situasi darurat seperti ini, yang dibutuhkan adalah kecepatan, ketepatan, dan soliditas yang terkolaborasi. TNI, Polri, dan BIN bergerak dalam satu napas untuk memastikan keselamatan rakyat, distribusi bantuan, serta stabilitas keamanan tetap terjaga,” kata Djamari.
Total ada 30.864 personel TNI dari AD, AL, dan AU dikerahkan ke wilayah terdampak. Selain itu, TNI juga mengerahkan 18 pesawat, 36 helikopter, serta 16 kapal laut, termasuk kapal angkut (LCU), guna mempercepat distribusi logistik dan proses evakuasi korban, terutama di wilayah yang terisolasi.
Pada tahap awal, TNI AD mengerahkan lebih dari 21.700 personel untuk membuka akses jalan yang terputus, mengevakuasi korban, mendirikan dapur umum, membangun shelter darurat, hingga mendukung layanan kesehatan lapangan.
Kemudian sebanyak 1.559 ton bantuan logistik telah dikirimkan ke zona darurat, sebagian melalui operasi airdrop ke wilayah yang tidak dapat dijangkau jalur darat.
Sementara itu, sekitar 497 personel Polri diterjunkan langsung ke wilayah Aceh, Sumut, dan Sumbar. Kemudian, 219 personel tambahan yang terdiri dari unsur Brimob, tim medis, K-9, dan DVI, dikirim ke Sumatera Utara, untuk mempercepat proses evakuasi, identifikasi korban, serta pengamanan lokasi terdampak.
Polri juga mengerahkan dua pesawat angkut yang membawa sekitar 3,8 ton logistik, terdiri atas makanan siap saji, obat-obatan, genset, dan perangkat WiFi portabel untuk menjaga konektivitas komunikasi di daerah bencana.
Di saat yang sama, Polri juga diperintahkan untuk memperbaiki akses jalan yang terputus serta menjaga stabilitas keamanan guna mencegah potensi gangguan sosial dan tindak kriminal di tengah situasi krisis.
Adapun, BIN melalui jaringan intelijen di daerah Aceh, Sumut, dan Sumbar, BIN melakukan monitoring ancaman, pemetaan risiko lanjutan, serta pengawalan distribusi bantuan, sekaligus menyuplai data dan rekomendasi strategis bagi pemerintah pusat.
BIN juga melakukan peringatan dini terhadap potensi bencana susulan maupun kerawanan sosial, sehingga keputusan taktis dan kebijakan nasional dapat diambil berbasis informasi intelijen yang akurat.
Djumari menegaskan bahwa kolaborasi TNI, Polri, dan BIN bukan hanya untuk penanganan jangka pendek, tetapi juga untuk pemulihan jangka menengah hingga stabilisasi pascabencana.
“Soliditas ini adalah wajah negara di saat rakyat sedang dalam kondisi paling rentan. Kami memastikan bahwa bantuan tidak hanya cepat sampai, tetapi juga tepat sasaran, aman, dan berkelanjutan,” ujarnya.










