Deretan Produsen Mobil Investasi di Indonesia Setelah Dapat Insentif, Ini Paling Besar 

Deretan Produsen Mobil Investasi di Indonesia Setelah Dapat Insentif, Ini Paling Besar 

Otomotif | inews | Jum'at, 5 Desember 2025 - 10:07
share

JAKARTA, iNews.id – Deretan produsen mobil investasi di Indonesia setelah memanfaatkan insentif dalam mempercepat adopsi kendaraan listrik. Dalam dua tahun terakhir, beragam fasilitas fiskal mampu menarik produsen otomotif global untuk menanamkan modal besar, termasuk membangun pabrik perakitan dan baterai di dalam negeri.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menyatakan pemerintah telah menggelontorkan dana jumbo guna memancing realisasi investasi sektor otomotif. Nilai insentif yang disalurkan mencapai Rp7 triliun dalam kurun dua tahun terakhir.

“Pemerintah menyalurkan insentif untuk sektor otomotif Rp7 triliun dalam 2 tahun dan oleh karena itu beberapa pabrik sudah komit untuk dibangun,” kata Airlangga seperti dikutip dalam video di kanal YouTube Kadin Indonesia.

Dorongan stimulus ini membuat sejumlah merek global, terutama produsen asal China, mengambil langkah serius dengan menyiapkan fasilitas produksi lokal di Indonesia. Mereka tidak ragu menanamkan modal besar hingga puluhan triliun rupiah demi memperluas operasi bisnis di pasar otomotif nasional.

Airlangga memaparkan detail investasi yang kini terus berjalan. Beberapa produsen sudah memasuki tahap pembangunan lanjutan, sementara lainnya telah menetapkan rencana ekspansi jangka panjang.

“BYD sudah 90 persen (pabriknya) investasinya Rp11,2 triliun, produksinya 150 ribu per tahun, Chery inves tambahan Rp5,2 triliun, dia sudah punya dua sampai tiga merek sampai dengan tahun 2030, Wuling investasi Rp9,3 triliun untuk otomotif dan pabrik baterai Rp7,5 triliun, VinFast dari Vietnam sudah invest Rp3,7 triliun, kapasitasnya 50.000 unit per tahun, Hyundai investasi tambahan Rp20 triliun,” ujarnya.

Selain memberi insentif untuk pembangunan pabrik, pemerintah juga sebelumnya memfasilitasi impor mobil listrik secara utuh atau completely built up (CBU). Dalam kebijakan tersebut, unit mobil listrik bebas dari bea masuk serta sejumlah instrumen pajak untuk mempercepat penetrasi produk di dalam negeri.

Namun, kebijakan impor bebas pajak tidak berlangsung tanpa syarat. Pemerintah menetapkan mulai 1 Januari 2026, produsen yang menikmati fasilitas impor wajib melakukan perakitan lokal sesuai dengan jumlah unit yang telah diimpor. Ketentuan ini berlaku hingga 2027 dengan target Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen.

Tak hanya untuk pemain baru, insentif juga diberikan kepada produsen yang telah membangun pabrik di Indonesia dan memproduksi kendaraan listrik di dalam negeri. Pemerintah menanggung Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10 persen untuk kendaraan listrik yang memenuhi syarat TKDN minimal 40 persen.

Selain kendaraan listrik murni, pemerintah juga menyediakan skema insentif bagi mobil hybrid serta sepeda motor listrik. Meski demikian, sepanjang 2025 pemerintah tidak mengalokasikan subsidi khusus untuk motor listrik yang dapat mendorong minat beli masyarakat secara signifikan.

Deretan investasi ini dinilai menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia kian diperhitungkan sebagai basis produksi kendaraan elektrifikasi di Asia Tenggara. Masifnya komitmen produsen otomotif global membuka peluang terciptanya ekosistem industri besar dari hulu hingga hilir.

Deretan investasi produsen mobil di Indonesia

- BYD investasi Rp11,2 triliun dengan kapasitas produksi 150.000 unit per tahun
- Chery menambah investasi Rp5,2 triliun dan mengembangkan beberapa merek hingga 2030
- Wuling investasi Rp9,3 triliun untuk otomotif serta Rp7,5 triliun untuk pabrik baterai
- VinFast menanamkan modal Rp3,7 triliun dengan kapasitas 50.000 unit per tahun
- Hyundai menambah investasi senilai Rp20 triliun

Topik Menarik