Ekonomi Rusia Masih Kuat Tahan Sanksi AS jika Perang Ukraina Berlanjut

Ekonomi Rusia Masih Kuat Tahan Sanksi AS jika Perang Ukraina Berlanjut

Terkini | inews | Rabu, 16 Juli 2025 - 11:57
share

MOSKOW, iNews.id – Pemerintah Rusia meyakini perekonomian nasionalnya masih cukup kuat untuk bertahan di tengah ancaman sanksi tambahan Amerika Serikat, termasuk tarif 100 persen, jika perang dengan Ukraina terus berlanjut. 

Keyakinan ini disampaikan sejumlah pejabat Kremlin yang menegaskan bahwa Presiden Vladimir Putin tidak akan tunduk pada tekanan eksternal, termasuk dari mantan Presiden AS Donald Trump.

Sebelumnya, Trump mengancam akan memberlakukan tarif 100 persen terhadap produk-produk Rusia jika Moskow tidak menyepakati perdamaian dengan Ukraina dalam waktu 50 hari. Namun, para pejabat Rusia justru melihat ancaman tersebut sebagai bagian dari tekanan politik yang tidak akan menggoyahkan strategi militer maupun ekonomi negara mereka.

“Putin yakin perekonomian dan militer Rusia cukup kuat untuk meladeni ancaman dan tindakan apa pun dari negeri Barat,” ungkap salah satu pejabat Kremlin, dikutip oleh Reuters.

Mereka menambahkan Rusia telah terbiasa menghadapi berbagai gelombang sanksi sejak aneksasi Krimea pada 2014, dan saat ini negara tersebut telah membangun sistem keuangan, perdagangan, serta jalur pasokan alternatif yang lebih mandiri dan tahan guncangan.

Termasuk dalam strategi ketahanan ekonomi Rusia adalah:

  • Diversifikasi pasar ekspor ke Asia, Timur Tengah, dan Afrika;
  • Penguatan mata uang nasional melalui cadangan emas dan kebijakan moneter ketat;
  • Pemanfaatan jalur dagang non-dolar AS;
  • Peningkatan produksi dalam negeri untuk substitusi impor.

Pejabat Kremlin juga menyatakan bahwa sekalipun sanksi AS ditujukan untuk mempersulit pembeli minyak Rusia, negara mereka masih memiliki pasar stabil di China, India, dan beberapa negara berkembang yang enggan mengikuti kebijakan sanksi kolektif Barat.

Selain itu, dukungan domestik terhadap kebijakan luar negeri Rusia tetap tinggi, dan hal ini menjadi fondasi psikologis dan politik yang memperkuat ketahanan ekonomi negara tersebut dalam jangka panjang.

“Kami sudah terbiasa hidup dalam tekanan ekonomi Barat. Yang berubah hanyalah bentuk dan jumlahnya, bukan tujuannya,” ujar salah satu sumber internal.

Dengan kondisi tersebut, Kremlin menilai bahwa Rusia dapat terus melanjutkan operasi militer di Ukraina tanpa harus khawatir akan runtuhnya ekonomi nasional akibat sanksi atau tarif dari negara-negara Barat.

Topik Menarik