Viral Siswa SD di Tulungagung Nyawer Biduan saat Perpisahan, Sekolah Ngaku Kecolongan
TULUNGAGUNG, iNews.id – Sebuah video berdurasi satu menit yang memperlihatkan siswa kelas VI SD Negeri 1 Kenayan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, berjoget sambil menyawer biduan viral di media sosial. Aksi siswa tersebut memicu kontroversi karena dianggap tidak pantas untuk anak-anak sekolah dasar. Terlebih didukung wali murid yang memberikan uang untuk saweran.
Diperoleh informasi, peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu, 14 Juni 2025, dalam acara tasyakuran dan pelepasan siswa kelas enam di halaman SDN 1 dan 2 Kenayan.
Video yang beredar menunjukkan siswa berjoget di panggung bersama seorang penyanyi electone, dengan latar bertuliskan acara perpisahan. Beberapa wali murid terlihat memberikan uang kepada anak-anak untuk menyawer biduan, yang menurut pihak sekolah merupakan penyanyi profesional dari luar, bukan bagian dari komunitas sekolah.
Aksi siswa menyawer biduan memicu kecaman di media sosial, dengan banyak netizen menilai kegiatan tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai pendidikan anak.
Seorang wali murid berinisial HS (35) mengungkapkan kekecewaannya. “Masa anak SD diajarkan nyawer dan joget seperti orang dewasa? Ini jauh dari kepatutan dan gagal membangun karakter anak,” ujarnya.
Kepala SDN 1 Kenayan, Admim Kholisina mengaku kecolongan karena acara hiburan tersebut bukan bagian dari kegiatan resmi.
“Acara resmi hanya meliputi sambutan dan penyerahan siswa lulus kepada wali murid, diakhiri dengan paduan suara dan pelepasan balon bersama. Hiburan dan saweran tidak diberitahukan kepada sekolah,” ungkap Kholisina, Kamis (19/6/2025).
Kholisina juga menyayangkan aksi joget dan saweran siswa tersebut. Menurut dia, paguyuban wali murid sudah meminta maaf terkait kejadian itu.
“Kami menyayangkan aksi itu (joget dan saweran). Mereka (paguyuban wali murid) telah meminta maaf secara lisan dan tertulis,” kata Admim.
Menyikapi kejadian itu, dia berjanji untuk memperketat pengawasan terhadap kegiatan yang melibatkan wali murid.
“Kami akan mengevaluasi dan memastikan acara bersama paguyuban sesuai dengan nilai pendidikan agar kejadian serupa tidak terulang,” kata Kholisina.
Hingga kini, Kepala Dinas Pendidikan Tulungagung belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini.