Okupansi Anjlok, Pengusaha Hotel di Jakarta bakal PHK 30 Persen Karyawan
JAKARTA, iNews.id - Industri perhotel di Jakarta sedang mengalami penurunan tingkat keterisian atau okupansi pada triwulan pertama 2025. Akibatnya, fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) massal diperkirakan terjadi.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua BPD PHRI DKI Jakarta, Sutrisno Iwantono. Menurutnya, sebanyak 96,7 persen hotel di Jakarta telah melaporkan penurunan okupansi.
Kemudian, kondisi itu juga diperberat dengan kenaikan biaya operasional. Diketahui, tarif air dari PDAM mengalami kenaikan hingga 71 persen dan harga gas melonjak 20 persen.
Selain itu, pemerintah juga memutuskan untuk menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) bagi tenaga kerja. Faktor-faktor itu pun diakui memberatkan para pengusaha.
"Industri ini tengah menghadapi tekanan berat dari berbagai sisi. Tingkat hunian hotel mengalami penurunan, sedangkan biaya operasional meningkat tajam dan membebani kelangsungan usaha," ucap dia di Jakarta, Senin (26/5/2025).
Bencana di Sumatera, Cak Imin Minta Menteri ESDM, Menhut dan Menteri LH Evaluasi Total Kebijakan
Akibatnya, diperkirakan 30 persen karyawan hotel di Jakarta akan terkena PHK massal. Hal itu berdasarkan data survei PHRI yang memperlihatkan sebanyak 70 persen responden menyatakan akan mengurangi karyawan sebanyak 10-30 persen.
Untuk itu, ia meminta agar pemerintah turut membantu industri pariwisata & perhotelan dengan mengeluarkan kebijakan. Dengan begitu industri perhotelan diprediksi bisa bangkit.
"Ketidakseimbangan struktur pasar menunjukkan perlunya pembenahan strategi promosi dan kebijakan pariwisata yang lebih efektif untuk menjangkau pasar internasional," ucapnya dikutip dari Antara.
Sementara itu, sebanyak 66,7 persen responden menyebutkan penurunan okupansi hotel tertinggi berasal dari segmen pasar pemerintahan. Hal itu seiring dengan kebijakan efisiensi anggaran.
Akibatnya, hotel semakin bergantung pada wisatawan domestik. Padahal, kontribusi wisatawan mancanegara (wisman) terhadap kunjungan ke Jakarta masih tergolong sangat kecil.










