Pramono Sebut Jakarta Siap Jadi Lokasi Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates
JAKARTA, iNews.id - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung tidak keberatan jika pemerintah pusat menetapkan Jakarta sebagai lokasi uji coba vaksin Tuberkulosis (TB). Pramono menyebut, pihaknya akan patuh dengan perintah dari pemerintah pusat.
"Ya terserah pemerintah pusat, kalau pemerintah pusat kemudian menetapkan Jakarta sebagai salah satu vaksin ya kita ikut aja. Karena itu kewenangan sebenarnya pemerintah pusat," ujar Pramono kepada wartawan, Sabtu (17/5/2025).
Sebagai informasi, uji coba vaksin TBC ini diumumkan Presiden Prabowo Subianto ketika Bill Gates berkunjung ke Indonesia beberapa hari lalu. Indonesia bakal menjadi salah satu lokasi uji coba vaksin TBC yang tengah dikembangkan Bill Gates melalui Gates Foundation.
Pramono mengaku jika kasus TBC di Jakarta beberapa hari ini mengalami kenaikan. Namun, kenaikan itu kata Pramono tak perlu ditanggapi secara berlebihan.
"Saya mendapatkan laporan dari 1-2 hari ini memang di Jakarta sedang mengalami kenaikan apa, TBC-nya, tapi belum perlu kemudian ditanggapi berlebihan," tuturnya.
Dia juga menyampaikan jika pihaknya tiga hari yang lalu telah secara resmi meluncurkan Pasukan Putih, JakCare dan JakAmbulans. Pelayanan kesehatan ini juga akan membantu masyarakat yang terkena TBC.
"Kemarin mereka sudah mulai turun tangan ke lapangan, boleh dicek terutama di daerah Jakarta Timur, Jakarta Selatan," kata Pramono.
Pramono menyebut, dalam hal kesehatan, Pemprov DKI Jakarta lebih mengutamakan pelayanan langsung yang menyentuh ke masyarakat.
"Karena memang perhatian kita terhadap hal itu lebih utamalah daripada sesuatu yang bersifat terlalu besar," ucapnya.
Uji Klinis Vaksin TBC Dipastikan sesuai Protokol
Secara terpisah, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memastikan uji klinis vaksin Tuberkulosis di Indonesia yang dikembangkan Gates Foundation sesuai protokol. Dia mengungkapkan, pengujian dilakukan untuk mengetahui cocok atau tidaknya vaksin tersebut dengan genetik masyarakat.
Budi menjelaskan, jika uji klinis vaksin TB sudah dilakukan sebelumnya beberapa tahap dari mulai fase 1 dan fase 2.
"Nah tahap 3 itu biasa dipake di beberapa negara seluruh dunia untuk mengetahui ini cocok nggak dengan race-nya kita, dengan genetiknya kita. Karena bisa beda-beda tuh masing-masing negara beda respons tubuhnya orang yang dikasih. Nah, Indonesia masuk kenapa? Supaya kita bisa tau cocok enggak dengan orang Indonesia," ucap Budi dalam dialog bertema "Double Check" di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (17/5/2025).
Budi menuturkan, jika nanti hasilnya tidak cocok, maka vaksinnya masih bisa diperbaiki sehingga bisa mengobati penderita TBC. Dia menegaskan, uji klinis ini juga sudah ada standarnya dari organisasi kesehatan dunia atau WHO.
"Jadi dari WHO itu ada protokol uji klinis level 3 yang harus dipenuhi oleh semua perusahaan farmasi, dia harus lakukannya seperti ini milih orangnya seperti ini, tata cara ngukurnya seperti ini, concern-nya approvalnya mesti seperti ini, nanti labnya seperti ini, harus angkanya minimal seperti ini, itu semuanya ada protokolnya," katanya.