Aksi Para Akademisi Memanggil Hati Nurani Bela Palestina Semakin Mendunia

Aksi Para Akademisi Memanggil Hati Nurani Bela Palestina Semakin Mendunia

Terkini | inews | Rabu, 8 Mei 2024 - 14:40
share

Gina Fauziah, S.Sos, MI.Kom
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang (UnPam)

SERANGAN yang dilakukan oleh Zionis Israel semakin menggila, namun aksi bela Palestine semakin mendunia. Palestina merupakan negara penuh ilmu, dari palestina kita belajar praktik sesungguhnya makna dari kata sabar, syukur, dan perjuangan.

Tidak sedikit yang tertarik untuk mempelajari isi dari buku kitab suci yang bernama Alquran sebagai dampak dari aksi genosida yang dilakukan oleh Israel di tanah suci tersebut. Palestina merupakan negara 'kuat' dan terhormat atas segala bentuk serangan yang diterima, namun pantang untuk meninggalkan tanah suci atas dasar keyakinan. 

Aneka gerakan kemanusiaan digaungkan oleh berbagai elemen masyarakat sebagai bentuk dukungan kepada penduduk Palestina. Bela Palestina merupakan feedback dari sisi kemanusiaan setiap manusia yang diberi akal sehat. Langkah yang dilakukan secara masif tentu tidak selamanya menuai buah manis.

Sampai saat ini, pembunuhan secara masif dan massal dipertontonkan setiap hari pada lini masa. Logikanya tentu akan mengentuk setiap hati yang memiliki nurani. Nurani adalah suatu proses kognitif yang menghasilkan perasaan dan pengaitan secara rasional berdasarkan pandangan moral atau sistem nilai seseorang Para demonstran pro-Palestina memiliki tujuan mulia dengan mengedepankan rasa kemanusiaan. 

Genosida yang dilakukan oleh zionis Israel adalah aksi di luar nalar manusia dan hanya bisa dilakukan oleh sekelompok manusia yang tidak memiliki nurani dalam bertindak.

Boikot merupakan langkah kecil sebagai bentuk dukungan anti-genosida, namun masih banyak tejadi propaganda yang dimainkan segelintir orang atau bahkan influencer di Indonesia pada akun media sosial mereka. Alih-alih meningkatkan eksistensi atas aksi kontra-boikot mendapat komentar “pedas” dari para netizen. 

Indonesia memiliki 84,35 persen penduduk Muslim dari total populasi. Dilansir data dari World Population Review, Indonesia menduduki peringkat ke-2 negara mayoritas Muslim di bawah Pakistan. 

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa terbaru Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina. Lembaga independen yang mewadahi para ulama dan cendekiawan Muslim itu menyatakan, haram membeli produk dari produsen Israel dan dari perusahaan yang secara nyata mendukung agresi Israel ke Palestina. 

Secara demografis seharusnya Indonesia berada di barisan utama dalam gerakan pro-Palestina. Jika 'kaca mata' iman tidak bisa dipakai untuk membela Palestina, setidaknya 'kaca mata' kemanusiaan bisa menjadi dasar dalam melakukan aksi bela Palestina.

Berbagai pro dan kontra yang terjadi pada masyarakat mayoritas Muslim ini seolah belum mencapai puncak atas kebiadaban Zionis Israel terhadap bangsa Palestina. Tidak ada toleransi dalam aksi genosida, berbagai upaya dilakukan sebagai bentuk protes atas fenomena kekejaman yang tak kunjung usai.

Serangan yang dilakukan Israel semakin menggila, namun aksi bela Palestina semakin mendunia. “Gaza Solidarity Encampment” merupakan aksi yang diinisasi Columbia University dalam bentuk dukungan nyata terhadap negara Palestina. Gerakan para cendekiawan membakar spirit kemanusiaan para akademisi hampir di seluruh dunia. 

Ada beberapa universitas yang berani menyuarakan keadilan dan kebenaran di antaranya Bagizi University Turkiye, American University of Beirut Lebanon, Baghdad Univesity Iraq, Humboldt University of Berlin German, The George Washington University, National Autonomous University of Mexico, Sorbonne University France, University of Toronto Canada, New York University, Michigan University, University of California Barkeley.

Para akadmisi itu memberikan Langkah nyata atas dukungan mereka terhadap kebenaran dan siap menerima segala bentuk konsekuensi. Dengan adanya gerakan bela Palestina membuat para akademisi secara tidak langsung mengedukasi masyarakat untuk sadar dan berani dalam menyuarakan kebenaran. 

Aksi para cendekiawan hari ini akan menjadi catatan sejarah, terekam dalam ingatan dan menjadi pelajaran berharga mengenai menjaga rasa kemanusiaan dan berani untuk membela kebenaran tanpa memandang ras dan suku mana pun.

Topik Menarik