Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Buntut Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Buntut Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Terkini | inews | Senin, 6 Mei 2024 - 09:17
share

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membentuk tim investigasi internal untuk mengevaluasi tindak kekerasan yang terjadi dan pola pengasuhan siswa di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta. Tim dibentuk usai insiden taruna STIP bernama Putu Satria AR (19) tewas diduga dianiaya senior berinisial TRS (21).

"Dengan terjadinya tindak kekerasan di STIP, Kemenhub melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan langsung melakukan evaluasi terhadap pola pengasuhan untuk pembenahan ke depan," ujar Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati kepada wartawan, Senin (6/5/2024).

Menurutnya, tindak kekerasan sama sekali tidak ditoleransi dan tidak diperbolehkan di lingkungan sekolah. Maka itu, pembenahan perlu dilakukan untuk mencegah kejadian serupa terulang.

"Untuk mulai pembenahan ini telah dibentuk tim investigasi internal yang sudah juga sudah mulai bekerja untuk mengevaluasi kasus kekerasan di STIP dan bagaimana kaitannya dengan pola pengasuhan yang ada," tuturnya.

Adita menambahkan, hasil evaluasi pada unsur-unsur kampus STIP akan diterapkan juga pada sekolah di bawah naungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP).

Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Utara (Jakut) menetapkan satu tersangka berinisial TRS (21) dalam kasus tewasnya taruna STIP Jakarta Putu Satria AR. Tersangka merupakan mahasisswa tingkat dua atau senior korban.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Hady Saputra Siagian mengatakan Putu tewas karena menerima pukulan pada bagian dada yang berdampak pada rusaknya jaringan paru-paru. Penganiayaan itu terjadi saat jam belajar.

TRS semula mengumpulkan lima juniornya, termasuk korban, di kamar mandi kampus untuk memberi hukuman. Putu mendapat giliran pertama dan dihajar oleh TRS di bagian ulu hati hingga tak sadarkan diri.

Pelaku yang panik sempat mencoba melakukan penyelamatan dengan menarik lidah korban. "Karena panik lihat si korban tumbang, dia berusaha mencoba membantu, dia memerintahkan untuk (anak) tingkat satu yang ada di kamar mandi itu pergi, keluar dari kamar mandi," kata Hady, Minggu (5/5).

"Kemudian dia berusaha memberi bantuan dengan cara memasukkan tangannya ke mulut (korban) kemudian menarik lidahnya," jelasnya.

Topik Menarik