Israel Hentikan Siaran Al Jazeera terkait Perang di Gaza

Israel Hentikan Siaran Al Jazeera terkait Perang di Gaza

Terkini | inews | Senin, 6 Mei 2024 - 07:33
share

TEL AVIV, iNews.id - Stasiun televisi Qatar Al Jazeera terpaksa menghentikan siaran di Israel setelah pemerintahan Zionis melarang operasionalnya. Pihak berwenang Israel, Minggu (5/4/2024), menggerebek sebuah kamar hotel di Yerusalem yang digunakan Al Jazeera sebagai kantor.

Penggerebekan itu terjadi tak lama setelah kabinet pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan keputusan untuk menutup stasiun televisi tersebut dengan alasan mengancam keamanan nasional. Penutupan berlaku selama perang di Gaza berlangsung.

Tayangan video yang beredar di media sosial menunjukkan, polisi Israel berpakaian sipil membongkar peralatan kamera dan alat siaran lainnya di sebuah kamar hotel di Yerusalem Timur.

Al Jazeera menyatakan peggerebekan tersebut merupakan tindakan kriminal. Mereka membantah tuduhan bahwa siarannya mengancam keamanan nasional Israel seraya menyebut alasan itu sebagai kebohongan yang berbahaya serta menggelikan.

Al Jazeera juga menyebut tuduhan itu bisa membahayakan para jurnalisnya dalam meliput perang Israel-Hamas yang telah memasuki bulan ke-7.

“Jaringan media Al Jazeera mengutuk keras dan mengecam tindakan kriminal yang melanggar hak asasi manusia dan hak dasar untuk mengakses informasi. Al Jazeera menegaskan haknya untuk terus memberikan berita dan informasi kepada khalayak global,” bunyi pernyataan, seperti dikutip dari Reuters, Senin (6/5/2024). 

Sidang kabinet pada Minggu setuju dengan suara bulat untuk menghentikan operasional Al Jazeera di Israel. Sebelum penggerebekan polisi, Netanyahu menulis pesan di media sosial bahwa Al Jazeera merupakan stasiun televisi penghasut. 

Menteri komunikasi Israel kemudian menandatangani surat perintah untuk segera mengeksekusi Al Jazeera. Meski demikian perusahaan penyiaran itu masih bisa melawan perintah tersebut ke pengadilan.

Surat perintah yang diteken menteri komunikasi Israel termasuk menutup kantor Al Jazeera, menyita peralatan siaran, memutus saluran dari perusahaan jaringan dan satelit, serta memblokir seluruh situs webnya. Penyedia layanan televisi satelit dan kabel Israel menghentikan siaran Al Jazeera menyusul keputusan pemerintah tersebut.

Selama perang Israel-Hamas, Israel telah membunuh beberapa jurnalis Al Jazeera, termasuk Samer Abu Daqqa dan Hamza AlDahdooh. Keduanya terbunuh selama bertugas di Gaza. 

Sejauh ini belum ada komentar resmi dari pemerintah Qatar yang mendirikan Al Jazeera pada 1996.

Kantor Hak Asasi Manusia PBB juga mengkritik Israel atas penutupan Al Jazeera.

“Kami menyesalkan keputusan kabinet untuk menutup Al Jazeera di Israel. Media yang bebas dan independen sangat penting untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas. Saat ini, terlebih lagi mengingat adanya pembatasan ketat terhadap pemberitaan dari Gaza. Kebebasan berekspresi adalah bagian paling penting dari hak asasi manusia. Kami mendesak pemerintah untuk membatalkan larangan tersebut," demikian isi pernyataan kantor HAM PBB.

Topik Menarik