Demokrat Setuju Perlu Ada Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Demokrat Setuju Perlu Ada Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Berita Utama | inews | Sabtu, 4 Mei 2024 - 14:25
share

JAKARTA, iNews.id - Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng menyebutkan perlu ada oposisi pemerintahan presiden dan wapres terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Dia khawatir demokrasi berjalan tak seimbang lantaran tidak ada oposisi.

Ya perlulah oposisi, kalau tidak ada oposisi dan masuk ke dalam parlemen kan demokrasinya kurang, ada check and balances, kata Andi dalam acara Polemik MNC Trijaya Network bertajuk 'Demokrasi Tanpa Oposisi?' yang digelar secara daring, Sabtu (4/5/2024).

Andi setuju apabila ada partai yang cukup besar memutuskan menjadi oposisi di luar pemerintahan Prabowo-Gibran. Kendati begitu, dia menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada Prabowo selaku presiden terpilih.

Saya rasa bagus kalau ada satu (partai) dan cukup besar di luar pemerintahan (Prabowo-Gibran). Tapi, sekali lagi, ini (diserahkan) ke Pak Prabowo sendiri, siapa-siapa (yang mau diajak bergabung ke koalisi Prabowo-Gibran). Kami hanya menunggu saja bagaimana perkembangan situasi, jelasnya.

Sebelumnya, Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan menegaskan belum ada keputusan PKB bergabung ke koalisi Prabowo-Gibran. Saat ini, Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tengah meminta masukan kepada sejumlah pihak terkait keputusan tersebut.

"Kita mohon izin, mohon waktu ya. Karena saat ini, DPP, Cak Imin Sedang berkomunikasi dengan seluruh pihak untuk mendapatkan masukan," kata Daniel dalam diskusi Polemik MNC Trijaya Network bertajuk 'Demokrasi Tanpa Oposisi?' yang digelar secara daring, Sabtu (4/5/2024).

Kata dia, saat ini Cak Imin tengah keliling ke berbagai daerah untuk meminta masukan tersebut. Daniel berharap pada momentum yang tepat, PKB bisa memutuskan sikap resminya.

Sementara itu, politisi PDI-Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu menyinggung tentang dua hal yang perlu dilakukan oleh partai politik (parpol) dalam menentukan sikap. Keduanya yakni komitmen dan konsistensi.

"Sebenernya ya kalau saya mau ini, tapi lagi-lagi pertimbangan masing-masing partai lah ya. Politik itu mesti perlu komitmen dan konsistensi. Kalo kita umpama bicara perubahan ya konsisten aja di garis perubahan itu apa aja," kata Masinton dalam diskusi akhir pekan Polemik MNC Trijaya Network bertajuk 'Demokrasi Tanpa Oposisi?' yang digelar secara daring, Sabtu (4/5/2024).

Menurut dia, parpol bisa memberikan perspektif terkait edukasi politik secara terus menerus kepada bangsa. Kedua sikap tersebut akan mampu membuat sistem demokrasi Indonesia maju.

"Kalau enggak, kita akan terjebak dalam politik itu, ya urusan bagi-bagi kekuasaan, jabatan. Kalo kayak gitu ya buat apa ada Pemilu?" ujarnya.

Topik Menarik