Bahlil Ungkap Proyek Hilirisasi Mayoritas Dikuasai Investor Asing, Ini Penyebabnya

Bahlil Ungkap Proyek Hilirisasi Mayoritas Dikuasai Investor Asing, Ini Penyebabnya

Ekonomi | inews | Senin, 29 April 2024 - 14:05
share

JAKARTA, iNews.id - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan hingga saat ini program hilirisasi di Indonesia mayoritas dikuasai oleh investor asing. Sedangkan, pelaku usaha dalam negeri masih banyak yang bergerak di sektor jasa.

Pada pemaparan realisasi investasi kuartal I 2024, Bahlil menjelaskan total investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp204,4 triliun, sedangkan realisasi dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp197,1 triliun.

Menurutnya, tingginya realisasi investasi pada kuartal I yang datang dari asing ini lebih banyak ke sektor manufaktur atau menggarap program hilirisasi yang digagas oleh pemerintah. Investasi yang digelontorkan asing paling banyak ke sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar 2,7 miliar dolar AS atau setara Rp43,87 triliun.

Kedua terbesar investasi asing yang digelontorkan dari asing masuk ke sektor pertambangan dengan total investasi sebesar 1,4 miliar dolar AS atau setara Rp22,75 triliun, disusul sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar 1,2 miliar dolar AS atau setara Rp19,5 triliun, sektor industri kimia dan farmasi 1,1 miliar dolar AS atau setara Rp17,87 triliun, dan industri kertas dan percetakan dengan nilai investasi sebesar 1 miliar dolar AS atau setara Rp16,25 triliun (kurs Rp16.250).

"Pada kuartal I 2024, PMA lebih banyak ke manufaktur, sementara PMDN, lebih banyak sektor jasa, jadi memang hilirisasi ini lebih banyak dari PMA," ujar Bahlil dalam konferensi pers di Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Senin (29/4/2024).

Melihat gambaran realisasi investasi pada kuartal I 2024, Bahlil mengakui memang program hilirisasi yang digagas pemerintah masih lebih banyak dimanfaatkan oleh investor asing. Hal itu disebabkan oleh kurangnya dukungan dari perbankan untuk memberikan pembiayaan ke sektor hilirisasi.

"Kalau dikatakan hilirisasi lebih banyak dimanfaatkan oleh asing, ini PR kita pertama adalah perbankan kita harus mau terbuka memberikan pembiayaan ke hilirisasi," tuturnya.

Adapun, lokasi investasi yang paling digemari oleh investor asing pada kuartal I 2024 terdiri dari Provinsi Jawa Barat sebesar 2,7 miliar dolar AS atau setara Rp43,87 triliun, Sulawesi Tengah 1,7 miliar dolar AS atau setara Rp27,62 triliun, DKI Jakarta 1,5 miliar dolar AS atau setara Rp24,37 triliun, Jawa Timur 1,1 miliar dolar AS atau setara Rp17,87 triliun, dan Maluku Utara 1 miliar dolar AS atau setara Rp16,25 triliun.

Bahlil menyebut, masuknya Sulawesi Tengah dan Maluku Utara pada 5 besar nilai investasi tertinggi pada kuartal I 2024 merupakan kontribusi dari program hilirisasi untuk komoditas nikel yang dikuasai oleh perusahaan asing.

"Kalau dikatakan hilirisasi lebih banyak dimanfaatkan oleh asing, ini PR kita pertama adalah perbankan kita harus mau terbuka memberikan pembiayaan ke hilirisasi," tuturnya.

Sehingga ditegaskan Bahlil, selama perbankan dalam negeri tidak merespon sebagai opportunity atau kesempatan dari adanya program hilirisasi, maka industri manufaktur di Indonesia akan terus dikuasai asing.

"Selama perbankan tidak merespon sebagai opportunity baru, dia mau konvensional saja, saya pastikan PMA lebih banyak manufaktur," ucapnya.

Bahlil juga memaparkan terdapat 5 negara yang menjadi investor terbesar di Indonesia sepanjang kuartal I 2024. Seperti Singapura dengan total investasi ke Indonesia mencapai 4,2 miliar dolar AS setara Rp68,23 triliun, Hong Kong dan China masing-masing membawa uang ke RI sebesar 1,9 miliar dolar AS atau setara Rp30,87 triliun.

Selanjutnya Amerika Serikat berinvestasi ke Indonesia sepanjang kuartal I 2024 sebanyak 1,1 miliar dolar AS atau setara Rp17,87 triliun, sedangkan Jepang membawa investasi 1 miliar dolar AS atau setara Rp16,24 triliun.

Topik Menarik