Partai Gelora Ogah Terima PKS Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Partai Gelora Ogah Terima PKS Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Berita Utama | inews | Minggu, 28 April 2024 - 17:15
share

JAKARTA, iNews.id - Partai Gelora menolak wacana bergabungnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan bergabung ke dalam koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto-Gibran Rakabumin Raka. PKS dinilai tidak layak karena selama ini mengkritik keras Prabowo.

Sekretaris Jenderal Partai Gelora, Mahfuz Sidik mengatakan, apabila PKS menjadi bagian dari Koalisi Indonesia Maju, maka akan menjadi sinyal pembelahan antara PKS dengan massa ideologisnya.

"Jika sekarang PKS mau merapat karena alasan proses politik sudah selesai, apa segampang itu PKS bermain narasi ideologisnya? Apa kata pendukung fanatiknya? Sepertinya ada pembelahan sikap antara elite PKS dan massa pendukungnya," kata Mahfuz Sidik, Minggu (28/4/2024).

Menurutnya, selama masa kampanye Pilpres 2024, PKS melakukan serangan negatif secara masif kepada Prabowo-Gibran, terutama kepada Gibran Rakabuming Raka, dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Seingat saya selama proses kampanye, di kalangan PKS banyak muncul narasi sangat ideologis dalam menyerang sosok Prabowo-Gibran," ujarnya.

Dia mengingatkan publik dengan narasi yang menurutnya muncul dari kalangan PKS. Narasi itu bahkan menyinggung isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Mahfuz juga mengungkapkan PKS selama ini kerap memunculkan narasi yang mengadu domba dan membelah masyarakat.

Salah satu contohnya, memberikan cap pengkhianat kepada Prabowo karena bergabung dalam Kabinet pemerintahan Presiden Jokowi dan Wapres KH Ma'ruf Amin pada 2019, yang menurutnya muncul dari PKS.

"Ketika pada 2019 Prabowo Subianto memutuskan rekonsiliasi dengan Jokowi, banyak cap sebagai pengkhianat kepada Prabowo Subianto. Umumnya datang dari basis pendukung PKS," tuturnya.

Dirinya menegaskan bahwa selama ini Jokowi dan Prabowo telah mengingatkan untuk tidak menarasikan membelah politik dan ideologi.

"Narasi-narasi yang beresiko membelah lagi masyarakat secara politis dan ideologis. Padahal itu yang sering diingatkan oleh Presiden Jokowi dan Capres Prabowo," tuturnya.

Topik Menarik