Bapanas Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Makin Mahal

Bapanas Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Makin Mahal

Ekonomi | inews | Rabu, 24 April 2024 - 19:23
share

JAKARTA, iNews.id - Harga bawang merah sempat melonjak sejak menjelang Lebaran 2024. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebut, penyebab kenaikan harga tersebut adalah bencana banjir.

Arief menuturkan, banjir yang melanda sejumlah wilayah penghasil bawang merah telah mengurangi stok komoditas tersebut dan meningkatkan harganya. Menurutnya, sekitar 7.500 hektare lahan yang terdampak.

"Kemarin kan memang beberapa daerah, sekitar 7.500 hektare terdampak banjir, sehingga ada pengurangan proyeksi panen yaitu yang meningkat harganya," ujar Arief di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (24/4/2024).

Meski begitu, dia mengklaim saat ini harga bawang merah telah mengalami penurunan. Dia juga mengatakan pemerintah telah memindahkan stok dari sentra produksi yang punya ketersediaan melimpah ke daerah yang kosong sehingga stoknya terpenuhi dan harga stabil.

"Kita penuhi dari sentra produksi yang over dipindahkan dengan fasilitas distribusi pangan, termasuk ke Kramat Jati. Butuh 30 hari (harga normal) karena kan baru bisa nanam lagi setelah banjir," tuturnya.

Sementara, DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyebut bahwa harga bawang merah dan putih terpantau masih tinggi sejak menjelang lebaran sampai saat ini. Ketua Umum DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Abdullah Mansuri menyebut ada sejumlah faktor penyebabnya.

Abdullah menuturkan, tingginya harga bawang merah tidak lepas dari minimnya pasokan komoditas tersebut. Penyebab minimnya pasokan bawang merah sendiri menurutnya karena beberapa daerah penghasil tengah mengalami kondisi cuaca yang tidak bersahabat, yang pada akhirnya menyebabkan hasil panen rusak.

"Kita tahu wilayah Jawa Tengah, Brebes, Demak, Grobogan, dan Pati bermasalah pada sisi produksi. Jawa Timur termasuk Nganjuk mengalami penurunan produksi dengan pola produksi yang agak menurun, hasilnya agak kecil dibanding tahun sebelumnya," kata Abdullah dalam program Market Review IDX Channel, Rabu (24/4/2024). 

Topik Menarik