Arti Ashabul Kahfi: Kisah Para Pemuda Penjaga Iman

Arti Ashabul Kahfi: Kisah Para Pemuda Penjaga Iman

Gaya Hidup | inews | Rabu, 24 April 2024 - 03:23
share

JAKARTA, iNews.id - Arti Ashabul Kahfi perlu diketahui oleh seorang Muslim. Pasalnya, banyak kisah teladan tentang keimanan yang bisa diambil. 

Ashabul Kahfi, atau para pemuda penghuni gua, adalah kisah yang sangat menarik dan penuh makna. Kisah ini merupakan bagian dari Al-Qur’anil-Karim, kitab suci umat Islam, yang secara nyata menunjukkan betapa besar faidahnya untuk menuntun umat manusia kepada hidayah

Dilansir iNews.id dari berbagai sumber, inilah pembahasan tentang arti Ashabul Kahfi:

Arti Ashabul Kahfi

Menyingkap Kisah Ashabul Kahfi

Allah Ta'ala menyampaikan,

"إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا"

"(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: “Wahai Rabb kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”." (QS. Al-Kahfi: 10)

Allah Ta'ala mengisahkan tentang sekelompok pemuda yang melarikan diri untuk menyelamatkan agama mereka dari pengaruh buruk kaumnya. Mereka menjauh dari masyarakat dan berlindung di dalam gua di gunung. Ketika mereka tiba di gua, mereka memohon kepada Allah untuk rahmat dan kebijaksanaan-Nya, "Wahai Tuhan kami, berikanlah kami rahmat dari sisi-Mu," yang berarti berikanlah kepada kami rahmat-Mu, dengan memperlihatkan kasih sayang-Mu dan melindungi kami dari kaum kami. "Dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)," yang berarti jadikan petunjuk sebagai hasil akhir bagi kami. Ini sejalan dengan doa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang dikutip dari Husain bin Arthah, "Ya Allah, perbaikilah akhir setiap urusan kami, dan selamatkanlah kami dari kehancuran di dunia dan siksaan di akhirat."

Ditidurkan dalam Gua Selama Bertahun-tahun

Allah Ta'ala menyatakan,

"فَضَرَبْنَا عَلَىٰ آذَانِهِمْ فِي الْكَهْفِ سِنِينَ عَدَدًا"

"Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu." (QS. Al-Kahfi: 11)

Maknanya, Allah menjadikan telinga mereka tertutup sehingga mereka tidak dapat mendengar, yaitu, Kami membiarkan mereka tertidur dengan sangat nyenyak, sehingga tidak mampu terbangun oleh suara apapun, mirip dengan orang yang terlalu lelap dalam tidurnya sehingga bahkan jika telinganya digetok atau diteriaki, ia tidak akan terbangun. "Beberapa tahun" mengindikasikan bahwa mereka tertidur selama beberapa tahun yang berjumlah banyak dan lama.

Dibangunkan Setelah Tidur yang Sangat Lama

Allah Ta'ala menyatakan,

"ثُمَّ بَعَثْنَاهُمْ لِنَعْلَمَ أَيُّ الْحِزْبَيْنِ أَحْصَىٰ لِمَا لَبِثُوا أَمَدًا"

"Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam gua itu)." (QS. Al-Kahfi: 12)

Allah kemudian membangunkan mereka dari tidur, seperti membangkitkan orang mati dari kuburnya, untuk mengetahui golongan mana yang lebih akurat dalam menghitung berapa lama mereka berada di dalam gua. 

Dengan perhitungan yang sangat teliti, yaitu berapa lama mereka benar-benar tinggal di gua tersebut. 

Hal ini memungkinkan mereka untuk memahami dengan jelas periode waktu di mana Allah menjaga mereka di gua tanpa makanan dan minuman, serta memberikan perlindungan dari musuh. Semua ini menjadi bukti kekuasaan Allah, yang akan mendorong mereka untuk bersyukur kepada-Nya dan memperkuat tekad mereka dalam beribadah.

Rincian Kisah Ashabul Kahfi

Allah Ta'ala menyatakan,

"نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى"

"Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk." (QS. Al-Kahfi: 13)

Ayat ini adalah awal dari penjelasan tentang kisah mereka. "Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka", yaitu mereka mengakui keesaan Allah dan bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah. "Dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk", artinya Allah memberikan hidayah dan keteguhan kepada mereka.

Inti dari kisah Ashabul Kahfi adalah tentang keberanian, keteguhan iman, dan perlindungan Allah terhadap orang-orang yang taat kepada-Nya. Kisah ini mengisahkan sekelompok pemuda yang menghadapi tekanan untuk meninggalkan agama mereka dan menyembah selain Allah.

Namun, mereka memilih untuk mengasingkan diri ke dalam sebuah gua untuk menyelamatkan iman mereka.

Allah memberikan perlindungan kepada mereka dengan membiarkan mereka tidur selama bertahun-tahun dalam gua tersebut, sehingga mereka tidak terpengaruh oleh godaan atau tekanan dari luar. Setelah mereka terbangun, mereka menyadari bahwa keimanan mereka tetap utuh dan mereka siap untuk membela kebenaran, meskipun dihadapkan pada ancaman.

Inti dari kisah ini adalah tentang keberanian untuk mempertahankan iman, perlindungan Allah terhadap hamba-Nya yang setia, dan bahwa keimanan bisa bertahan meskipun dalam situasi yang paling sulit sekalipun.

Pelajaran dari Kisah Ashabul Kahfi

Pertama: Pemuda Lebih Cepat Menerima Dakwah

Allah Ta'ala mengisahkan tentang Ashabul Kahfi,

"نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى"

"Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk." (QS. Al-Kahfi: 13)

Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Allah menyebutkan para penghuni gua sebagai pemuda, yang sangat cepat menerima kebenaran dan lurus dalam menjalani ajaran agama. Kebanyakan yang menerima dakwah Rasulullah adalah pemuda, karena mereka memiliki semangat dan keinginan yang tinggi. 

Ini menunjukkan bahwa para dai harus memfokuskan upaya dakwah mereka pada para pemuda, memotivasi mereka dengan kisah-kisah inspiratif seperti kisah Nabi Yusuf.

Kedua: Iman Bertambah dan Berkurang

Allah menegaskan bahwa iman bisa bertambah,

"نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى"

"Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk." (QS. Al-Kahfi: 13)

Al-Qur'an juga menunjukkan bahwa iman bisa bertambah dengan taat kepada Allah dan berbuat baik. Para dai harus mendorong umat untuk memperkokoh iman mereka melalui amal saleh dan berjuang di jalan Allah.

Ketiga: Hati yang Beriman Berkumpul

Para pemuda penghuni gua berkumpul karena keimanan mereka kepada Allah. Ini menggambarkan bahwa hati yang beriman akan saling tertarik. Para dai harus menjalin hubungan yang baik dengan sesama dai untuk saling mendukung dalam dakwah.

Keempat: Berani Membela Kebenaran

Para pemuda tidak takut membela kebenaran, meskipun dihadapkan pada ancaman. Para dai harus berterusterang dalam menyampaikan kebenaran dan menghadapi para penguasa zalim.

Kelima: Mengasingkan Diri demi menyelamatkan Agama

Mengasingkan diri bisa menjadi pilihan terbaik jika itu adalah satu-satunya cara untuk menjaga agama dari kerusakan. Para dai harus berani mengambil langkah-langkah ekstrim jika itu diperlukan untuk menyelamatkan agama.

Demikianlah arti Ashabul Kahfi dan pesan moral yang dapat kita petik dari kisah mereka. Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah ini.

Topik Menarik