Tak Hanya Konflik Timur Tengah, Bos BCA Beberkan Penyebab Rupiah Melemah ke Rp16.200

Tak Hanya Konflik Timur Tengah, Bos BCA Beberkan Penyebab Rupiah Melemah ke Rp16.200

Ekonomi | inews | Senin, 22 April 2024 - 19:50
share

JAKARTA, iNews.id - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk atau BCA, Jahja Setiaatmadja menyebut pelemahan rupiah tidak hanya karena konflik Timur Tengah. Menurutnya, melemahnya rupiah dalam rentang Rp16.200-Rp16.300 lebih ke sejumlah faktor.

"Tapi saya kurang setuju jika dikatakan itu masalah di Timur Tengah. Sebenarnya melemahnya rupiah capai Rp16.200- Rp16.300 lebih karena beberapa faktor, salah satunya di awal tahun untuk menghadapi hari raya Idul Fitri," ujar Jahja dalam konferensi pers BCA Kuartal I 2024, Senin (22/4/2024).

Jahja menilai, para pengusaha siap membeli bahan-bahan impor juga dari raw material yang harus disiapkan untuk produksi.

"Biasanya itu masa-masa Idul Fitri peningkatan akan lebih daripada normal jadi ada kebutuhan impor meningkat," tuturnya.

Di samping itu, Jahja melihat beberapa waktu lalu ada juga dampak dari investor luar negeri ke saham dan obligasi RI, sehingga itu berdampak kepada mereka yang menarik dolar keluar.

"Di samping itu kita juga mengingat kuartal pertama ini banyak perusahaan-perusahaan yang besar membagikan dividen dan dividen itu ada sebagian yang mengalir pula karena kita tahu juga investor dari perusahaan-perusahaan terutama perusahaan-perusahaan besar banyak pemiliknya dari asing jadi ada masalah supply dan demand ," ucapnya.

Jahja juga setuju bahwa tidak adanya intervensi dari Bank Indonesia. Dia mengibaratkan membuang garam ke laut. Artinya, jika nanti kebutuhan dolar sudah agak melemah maka suplainya masih tetap normal.

" Demand -nya menurun mungkin Bank Indonesia bisa menstabilisasi kembali dolar apakah di bawah Rp16.000 atau tidak itu tergantung situasi dan kondisi," tuturnya.

Selain itu, Jahja juga melihat dari masyarakat sekarang ini tidak gampang untuk menjual dan membeli uang asing terutama dolar AS.

"Untuk untuk amount kecil mungkin iya, tapi kalau amount untuk jumlah besar yang mempengaruhi market saya rasa untuk individual player saya rasa hampir tidak ada atau sedikit sekali," kata Jahja.

Topik Menarik