Bursa Asia Lanjutkan Reli, Terdorong Penguatan Sektor Teknologi
IDXChannel - Bursa saham Asia menguat pada perdagangan Senin (22/12/2025), mengikuti reli saham teknologi di Wall Street.
Menurut data pasar, pukul 09.29 WIB, indeks Nikkei Jepang melonjak 2,02 persen, melanjutkan penguatan sejak Jumat lalu, seiring pelemahan yen yang tajam dipandang akan mengerek kinerja laba eksportir Jepang.
Shanghai Composite juga tumbuh 0,64 persen, Hang Seng Hong Kong terkerek 0,66 persen, KOSPI Korea Selatan melejit 1,78 persen.
Kemudian, ASX 200 Australia terapresiasi 0,92 persen, sedangkan STI Singapura naik 0,85 persen.
Volume perdagangan relatif sepi seiring pekan yang singkat di tengah hari libur di banyak negara.
Namun, arah pergerakan pasar cenderung menguat menjelang rilis data ekonomi yang tertunda dan diperkirakan menunjukkan ekonomi Amerika Serikat (AS) tetap tumbuh solid pada kuartal ketiga.
Konsensus memperkirakan pertumbuhan tahunan sebesar 3,2 persen, antara lain ditopang oleh penurunan tajam impor setelah sebelumnya melonjak menjelang pemberlakuan tarif.
Meski demikian, analis BofA mengingatkan adanya sinyal kewaspadaan. Mereka mencatat indikator sentimen investor versi BofA telah masuk ke wilayah sangat bullish di level 8,5, yang kerap menjadi pertanda pembalikan arah pasar.
“Pembacaan di atas 8,0 sering kali mendahului koreksi, dengan saham global turun median 2,7 persen dalam dua bulan berikutnya, dengan tingkat akurasi 63 persen,” tulis BofA dalam catatannya, dikutip Reuters.BofA menambahkan, “Data sentimen memperkuat sinyal kehati-hatian ini: Survei Fund Manager menunjukkan sentimen paling bullish dalam tiga setengah tahun terakhir, didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga, tarif, dan pajak.”
Untuk sementara, kekhawatiran tertinggal dari reli (fear of missing out/FOMO) tampak lebih dominan. Kontrak berjangka S&P 500 naik 0,2 persen, sementara kontrak berjangka Nasdaq menguat 0,3 persen.
Tekanan jual yen terjadi setelah Bank of Japan (BOJ) menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 30 tahun, yakni 0,75 persen, yang turut memicu tekanan jual pada obligasi pemerintah.
Risalah rapat BOJ dijadwalkan rilis pada Rabu, sementara gubernur bank sentral tersebut akan berbicara di hadapan kelompok pelaku usaha Jepang pada Hari Natal. (Aldo Fernando)









