Analis Soroti Rotasi dari Saham Konglomerat ke Blue Chip

Analis Soroti Rotasi dari Saham Konglomerat ke Blue Chip

Ekonomi | idxchannel | Selasa, 16 Desember 2025 - 12:40
share

IDXChannel - Pergeseran minat investor dari saham konglomerat ke blue chip mulai terlihat di pasar, seiring meningkatnya ekspektasi window dressing dan pencarian kinerja yang lebih stabil di pengujung tahun.

Fenomena tersebut setidaknya tercermin dari koreksi tajam sejumlah saham konglomerat, terutama yang sebelumnya mencatatkan reli signifikan, pada perdagangan Senin (15/12/2025).

Saham-saham Grup Bakrie, yang dalam beberapa waktu terakhir berpesta, berbalik tertekan. Saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) ditutup anjlok 10,74 persen. Selanjutnya, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ambles 6,52 persen, sementara PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) tergelincir 8,54 persen.

Dari klaster lain, saham emiten milik Happy Hapsoro juga melemah. Saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) merosot 7,00 persen, sedangkan anak usahanya, PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), terjungkal 9,03 persen.

Tekanan serupa terlihat pada saham-saham Grup Barito besutan Prajogo Pangestu. Saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) jatuh 7,11 persen, PT Petrosea Tbk (PTRO) melemah 4,11 persen, dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) turun 2,96 persen.

Sebaliknya, saham-saham bank besar yang kerap dikategorikan sebagai blue chip tradisional justru ditutup menguat pada perdagangan Senin.

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 3,75 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) melesat 4,13 persen, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menguat 3,53 persen, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) tumbuh 4,72 persen.

“Terjadi aksi jual dari saham-saham konglomerat ke blue chip,” ujar pengamat pasar modal Michael Yeoh, Selasa (16/12/2025).

Ia menjelaskan, fenomena tersebut berkaitan dengan agenda window dressing yang kerap muncul menjelang akhir tahun dan menjadi perhatian para pengelola dana.

“Ini menyusul potensi window dressing yang menjadi agenda tahunan bagi fund manager jelang akhir tahun,” katanya.

Menurutnya, rotasi tersebut tercermin pada kinerja saham perbankan besar yang menunjukkan penguatan baik dari sisi valuasi maupun pergerakan harga.

“Kita perhatikan BMRI, BBCA, dan BBNI mendapat value serta performance price yang amat baik,” ujarnya.

Sejurus dengan itu, Michael menilai saham-saham berkapitalisasi besar masih layak dicermati hingga akhir Desember, meski likuiditas pasar berpotensi menipis.

“Saham-saham blue chip bisa diperhatikan di sisa Desember ini,” ujar Michael.

Ia mengakui, faktor musiman menjelang tutup tahun kerap membuat aktivitas transaksi melambat. Namun, kondisi tersebut tidak serta-merta menekan kinerja saham unggulan.

“Meskipun ada potensi sepinya likuiditas karena menjelang akhir tahun. Tetapi performance blue chip selama bulan Desember secara historis bergerak positif,” ujarnya.

Sementara itu, kendati sempat tertekan aksi jual dan rotasi sektoral, Michael masih mencermati sejumlah saham konglomerat yang dinilai tetap menarik.

“Untuk emiten konglomerat, ada beberapa yang terlihat masih menarik dengan akumulasi yang menarik, seperti PTRO, EMTK, BRMS, dan DEWA,” kata Michael. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Topik Menarik