Pefindo Berikan Peringkat idA+ untuk TINS, Ini Kata Manajemen
IDXChannel - PT Timah Tbk (TINS) mendapatkan peringkat idA+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) berkat kinerja keuangan sepanjang 2025.
Hasil penilaian Pefindo, fundamental TINS masih menunjukkan ketahanan, terutama dari sisi pasar dan struktur modal.
Corporate Secretary PT Timah Tbk (TINS) Rendi Kurniawan mengatakan, manajemen menyampaikan apresiasi atas penilaian yang diberikan dan melihatnya sebagai dorongan bagi perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja dan tata kelola di seluruh lini usaha.
"PT Timah Tbk terus berupaya memperkuat fundamental bisnis melalui peningkatan produktivitas, efisiensi operasional dan memperkuat kinerja operasional dan menjaga profil keuangan yang sehat," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (16/12/2025).
Terkait risiko eksternal, kata dia, perseroan terus meningkatkan pengawasan dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan untuk menghadapi tantangan industri, termasuk upaya penanganan penambangan ilegal yang melibatkan banyak pihak.
"Kami terus berkolaborasi dengan pemerintah, aparat penegak hukum, dan pemangku kepentingan lainnya untuk menciptakan tata kelola pertimahan yang lebih baik dan berkelanjutan. Ini menjadi bagian penting dalam menjaga stabilitas operasional dan kepercayaan stakeholders," kata dia.
Namun, peringkat tersebut juga dibatasi oleh sejumlah faktor eksternal yang masih membayangi kinerja perseroan seperti penambangan timah ilegal, serta volatilitas harga dan cuaca buruk.
Peringkat ini berpeluang naik apabila perusahaan mampu menunjukkan peningkatan kinerja operasional secara berkelanjutan, yang mencakup, peningkatan produktivitas, efisiensi biaya, dan kemampuan menghasilkan EBITDA yang kuat.
Kenaikan peringkat juga dapat didukung oleh penguatan tata kelola industri timah sehingga menciptakan kondisi operasional yang lebih stabil.
Sebaliknya, peringkat dapat diturunkan jika TINS mencatatkan tingkat utang yang jauh lebih tinggi dari proyeksi tanpa diimbangi perbaikan kinerja bisnis. Penurunan juga berpotensi terjadi apabila fluktuasi harga timah global melemahkan pendapatan dan profitabilitas perusahaan secara signifikan.
Hingga kuartal III-2025, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp6,6 triliun dengan EBITDA sebesar Rp1,5 triliun. Laba bersih tercatat Rp602 miliar atau 78 persen dari target ditetapkan untuk 2025 sebesar Rp774 miliar.
Sementara aset perseroan naik 7 persen menjadi Rp13,7 triliun dari Rp12,80 triliun pada akhir 2024. Sedangkan posisi liabilitas sebesar Rp6,1 triliun, naik 14 persen disebabkan naiknya utang usaha dan pinjaman bank jangka pendek.
(Dhera Arizona)








