IHSG Rajin Rekor, Pilih Saham Konglomerat atau Blue Chip?

IHSG Rajin Rekor, Pilih Saham Konglomerat atau Blue Chip?

Ekonomi | idxchannel | Rabu, 10 Desember 2025 - 08:04
share

IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kerap mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) baru belakangan ini, memperlihatkan sentimen positif yang makin kuat di pasar saham Tanah Air.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks acuan tersebut menembus rekor di angka 8.479,26 di awal perdagangan Selasa (9/12/2025), sebelum ditutup di level 8.657,18.

Dengan ini, IHSG menguat 0,47 persen dalam sepekan, naik 3,17 persen dalam sebulan, dan melesat 22,28 persen sepanjang 2025.

Investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) Rp981,61 miliar di pasar reguler dalam sepekan terakhir. Sementara, dalam sebulan belakangan, net buy asing mencapai Rp1,79 triliun.

Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatatkan net buy tertinggi sepekan terakhir, yakni mencapai Rp469 miliar. Harga saham BMRI naik 0,82 persen dalam periode tersebut.

Kemudian, saham raksasa otomotif PT Astra International Tbk (ASII) membukukan net buy tertinggi kedua, yaitu sebesar Rp296 miliar. Saham PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) juga menerima aliran dana asing Rp261 miliar dan PT United Tractors Tbk (UNTR) sebesar Rp226 miliar sepekan.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai pergerakan IHSG saat ini masih ditopang aliran dana asing. “Ini merupakan signal positif,” ujarnya, Selasa (9/12/2025).

Michael menambahkan, penguatan tersebut terutama berasal dari saham-saham milik konglomerat. “Kita perhatikan juga kenaikan didominasi oleh sektor konglomerasi,” tutur dia.

Meski demikian, ia memberi catatan agar pelaku pasar tetap berhati-hati. Michael mengingatkan, pola seperti ini kerap memicu koreksi yang tidak dangkal.

“Namun, perlu diwaspadai memang pergerakan seperti ini yang jika terjadi koreksi, maka akan memiliki target retrace yang cukup dalam,” imbuh Michael.

Karena itu, ia memilih fokus pada saham-saham berkapitalisasi besar menjelang akhir tahun. “Saya lebih menyoroti potensi dari bank besar serta saham blue chip lainnya, seperti TLKM dan ASII, yang berpotensi mendapat flow dari window dressing di Desember,” demikian kata Michael.

Blue Chip, Santa Claus Rally, dan Window Dressing

Sebelumnya, BRI Danareksa dalam riset yang terbit pada 1 Desember 2025 menilai Desember kembali menjadi momentum kuat bagi pasar saham Indonesia.

Menurut BRI Danareksa, sepanjang satu dekade terakhir, IHSG mencatat probabilitas penguatan hingga 80 persen di Desember, menjadikannya bulan paling konsisten memberikan return positif. “Hal tersebut ditopang window dressing dan Santa Claus Rally,” kata BRI Danareksa.

Santa Claus Rally berarti kecenderungan pasar global menguat pada pekan-pekan terakhir menjelang pergantian tahun.

Fenomena ini sering dikaitkan dengan sentimen optimistis investor, aktivitas institusi yang lebih ringan, hingga aliran dana baru menjelang awal tahun investasi.

Lalu, window dressing yang kerap dilakukan manajer investasi untuk mempercantik kinerja portofolio sebelum laporan akhir tahun dirilis. Aksi beli pada saham-saham berkapitalisasi besar sering mendorong IHSG bergerak positif menjelang penutupan kalender.

Riset tersebut mencatat bahwa sejumlah saham besar juga menunjukkan reliabilitas serupa. Emiten seperti TLKM, BBRI, PTBA, INDF, dan PGAS tercatat memiliki konsistensi penguatan sebesar 80 persen setiap Desember dalam 10 tahun terakhir.

“Kombinasi seasonal strength ditambah reliabilitas saham-saham unggulan menjadikan Desember peluang menarik bagi strategi trading berbasis pola historis,” tulis BRI Danareksa.

Selain faktor musiman, dorongan dari sisi makro global disebut ikut memperbesar peluang penguatan.

BRI Danareksa menilai, bila pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) benar terjadi, Indonesia berpotensi menikmati aliran dana asing yang lebih deras. Kombinasi sentimen global yang lebih akomodatif, stabilitas rupiah, serta potensi pemulihan sektor properti dan perbankan dapat menjadi katalis tambahan bagi IHSG. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Topik Menarik