Saham Petrosea (PTRO) Tembus ATH, Jenuh Beli atau Masih Menarik?

Saham Petrosea (PTRO) Tembus ATH, Jenuh Beli atau Masih Menarik?

Ekonomi | idxchannel | Jum'at, 5 Desember 2025 - 10:40
share

IDXChannel – Saham emiten milik taipan Prajogo Pangestu PT Petrosea Tbk (PTRO) menyentuh rekor tertinggi (ATH) baru pada Jumat (5/12/2025).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.14 WIB, saham PTRO naik 3,86 persen ke Rp10.775 per unit, usai sempat menembus rekor Rp10.875 per unit di awal sesi.

Sepanjang 2025, saham PTRO telah melambung 289,14 persen.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai pergerakan PTRO kini tidak lagi sepenuhnya tercermin lewat pola grafik maupun indikator teknikal konvensional. Ia menekankan bahwa lonjakan harga saham sudah berada pada wilayah jenuh beli.

“Secara teknikal, PTRO tidak bisa dijustifikasi dengan chart pattern serta indikator-indikator teknikal pada umumnya lagi karena kenaikan tergolong overbought,” kata Michael, Jumat (5/12/2025).

Michael kemudian menambahkan, dinamika arus dana justru memberi gambaran berbeda. Menurutnya, derasnya aliran modal asing, terutama yang terindikasi dari pergerakan MSCI pada kelompok small caps, membuka peluang baru bagi PTRO.

“Namun dari sisi flow serta besarnya kucuran dana asing masuk, yg terindikasi dari MSCI flow di small caps, membuat PTRO memiliki potensi masuk ke dalam konstituen standard caps, di mana dengan free float di kisaran 27-28 persen, PTRO perlu di angka setidaknya Rp105-110 triliun berdasarkan market cap,” imbuh dia.

Ekspansi Regional dan EPCI

Petrosea kian agresif memperluas pasar dan memperkuat bisnis rekayasa konstruksi.

Dalam riset Henan Putihrai Sekuritas (HP Sekuritas) bertanggal 3 Desember 2025, analis menyoroti langkah strategis PTRO mengakuisisi 60 persen saham Scan-Bilt Pte Ltd (SBPL) pada November 2025, senilai SGD10,3 juta atau sekitar USD8,03 juta.

SBPL, yang bergerak di konstruksi multidisiplin dan infrastruktur energi, dinilai mampu memperkuat kapabilitas EPC (Engineering, Procurement, and Construction) Petrosea.

Aksi ini dinilai membuka peluang sinergi penjualan lintas klien, meningkatkan eksposur ke proyek bernilai tinggi, sekaligus menjadi pintu ekspansi ke pasar Asia-Pasifik dan Oseania.

Prospek bisnis EPC dan EPCI (Engineering, Procurement, Construction, and Installation) diperkirakan makin besar setelah Petrosea memperoleh kontrak senilai USD9,5 juta dari Petronas Carigali North Madura II Ltd. pada awal November 2025.

Proyek fase pertama pengembangan Lapangan Hidayah tersebut mencakup pembangunan platform pemrosesan terintegrasi dan pekerjaan pipa bawah laut. HP Sekuritas menilai bisnis EPCI siap menanjak, meski ruang ekspansi dapat terbatas akibat rasio utang (DER) yang diperkirakan naik ke 2,8 kali pada 2025.

Dengan leverage mendekati batas internal 3,0 kali, HP Sekuritas menilai opsi pendanaan ekuitas menjadi langkah realistis untuk menjaga kesehatan neraca sekaligus membuka ruang pertumbuhan baru. Aksi ini dinilai dapat mempercepat skala EPCI tanpa ketergantungan tambahan pada utang.

Dari sisi kinerja, Petrosea mencatat pendapatan USD603,8 juta pada sembila bulan di 2025 (9M25), tumbuh 18,4 persen yoy. Segmen pertambangan dan EPC tumbuh seimbang, masing-masing 18,4 persen dan 20 persen, sementara divisi EPCI yang baru berkontribusi USD5,9 juta.

Meski margin kotor turun menjadi 12,2 persen akibat kenaikan biaya alat berat, laba operasi melonjak 28,7 persen menjadi USD41,8 juta. Laba bersih naik signifikan 141,9 persen menjadi USD6,9 juta, ditopang keuntungan selisih kurs.

HP Sekuritas memperkirakan kontribusi EPCI akan semakin kuat pada kuartal IV-2025 dan membantu pencapaian target kinerja tahun ini.

Henan meningkatkan target harga PTRO dari Rp10.000 menjadi Rp13.100 seiring prospek pertumbuhan yang dinilai semakin solid.

Peningkatan target harga menjadi Rp13.100 didasari valuasi DCF dengan WACC 8,9 persen dan pertumbuhan terminal 4 persen, serta mempertimbangkan alpha 14,2 persen atas benchmark.

Namun, HP Sekuritas tetap mencatat risiko, antara lain potensi keterlambatan ramp-up proyek EPCI dan tantangan integrasi SBPL yang dapat menekan kinerja jangka pendek. Meskipun demikian, prospek jangka menengah dinilai tetap positif berkat percepatan ekspansi regional dan penguatan basis bisnis bernilai tinggi. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Topik Menarik