Harga Emas Menguat, Pasar Nantikan Jackson Hole
IDXChannel - Harga emas naik pada Rabu (20/8/2025) seiring pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) di tengah pasar tengah bersiap menyambut simposium Jackson Hole.
Sementara itu, risalah rapat Federal Reserve (The Fed) menunjukkan hanya segelintir pejabat yang mendukung pemangkasan suku bunga pada pertemuan Juli lalu.
Harga emas spot (XAU/USD) menguat 0,99 persen menjadi USD3.348,48 per troy ons, setelah sempat menyentuh level terendah sejak 1 Agustus.
Pelemahan dolar membuat emas yang dihargakan dalam dolar lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lain.
Dalam risalah rapat, dua pejabat The Fed—Wakil Ketua Bidang Pengawasan Michelle Bowman dan Gubernur Christopher Waller—tampak sendirian dalam mendukung penurunan suku bunga. Hanya dua hari setelah rapat tersebut, data ketenagakerjaan yang lebih lemah dari perkiraan justru menguatkan kekhawatiran mereka.
“Pelaku pasar cenderung mengabaikan kabar ini karena dianggap sudah basi, mengingat risalah keluar sebelum laporan ketenagakerjaan yang mengejutkan,” ujar analis independen logam Tai Wong, dikutip Reuters.
Kini perhatian beralih pada pidato Ketua The Fed Jerome Powell dalam simposium ekonomi tahunan Jackson Hole pada Jumat.
“Jika Powell bernada dovish, itu akan menjadi sentimen positif bagi emas, karena emas tidak memberikan imbal hasil. Harga emas perlu menembus USD3.350 per troy ons dan pada akhirnya menguji ulang level USD3.400 per troy ons,” kata ahli strategi pasar di RJO Futures, Bob Haberkorn.
Berdasarkan CME FedWatch, pelaku pasar saat ini memperkirakan peluang 83 persen bahwa The Fed memangkas suku bunga seperempat poin pada September.
Sementara itu, Goldman Sachs tetap mempertahankan proyeksi harga emas di USD4.000 per troy ons pada pertengahan 2026. Proyeksi ini didukung oleh tingginya permintaan dari bank sentral, aliran dana ke ETF yang sejalan dengan pelonggaran kebijakan The Fed, serta perkiraan 30 persen kemungkinan resesi AS dalam 12 bulan ke depan.
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump menyerukan agar Gubernur The Fed Lisa Cook mundur terkait dugaan kasus hipotek. Langkah ini dinilai memperlihatkan upaya Trump untuk memperbesar pengaruhnya atas bank sentral AS. (Aldo Fernando)








